Saat aku jatuh
dan jiwa sudah terasa luruh.
Saat aku
putus asa dan harapan tak lagi ada.
Saat aku
merasa rapuh dengan seluruh peluh.
Untuk kesekian
kalinya, kau hadir juga.
Kau hadir
dengan penuh cinta. Dengan cintamu, kau memelukku.
Kau hadir
dengan segenap harapan. Harapan itu pasti, tak seperti fatamorgana.
Kau mampu
memaafkanku, saat kesalahan tak pernah lagi sanggup kuhitung.
Kau mampu
membangunkanku. Membangunkanku untuk kembali merajut asa.
Kau ada,
tepat disampingku, memegang erat tanganku. Tapi mengapa?, mengapa aku yang
memberontak, mencoba untuk tak menghiraukanmu.
Kau ada, merangkulkan
tanganmu ke tubuhku, mendinginkan dada yang penuh sesak. Tapi mengapa?, mengapa
aku melepaskan pelukanmu, seolah aku baik-baik saja.
Saat itu,
air matamu menetes. Tetesan itu tulus. Tapi mengapa?, mengapa aku tak
merasakan apa yang kau rasakan. Sebegitu keraskah hatiku?.
Kini kau
pergi, aku mulai merasa ada yang terlupa.......
Kini kau
pergi, aku mulai merasa kehilanganmu.......
Kini kau
pergi, aku tak merelakanmu berlalu. Karena aku masih perlu kasih tulusmu itu.
Kasih yang mampu membersihkan berbagai kotoran,
berbagai kotoran yang aku sendiri tak mampu mencium kebusukannya.
Selalu kah
begini?
Haruskah terulang
terus seperti ini?
Untukmu,,,,,,,,Ramadhan.
Semoga kita bertemu lagi, dan saat itu nanti, semoga aku siap menyambutmu,
menghargai kehadiranmu dan melepasmu dengan kerelaan.
Jika ini
perjumpaan terakhir kita?. Di hari terakhir ini, peluklah aku dan berikan
maafmu.....
0 komentar:
Posting Komentar