Senin, 04 Juli 2016

KEPERGIAN YANG TAK DIRELAKAN



Saat aku jatuh dan jiwa sudah terasa luruh. 
 
Saat aku putus asa dan harapan tak lagi ada. 

Saat aku merasa rapuh dengan seluruh peluh. 

Untuk kesekian kalinya, kau hadir juga. 

Kau hadir dengan penuh cinta. Dengan cintamu, kau memelukku. 

Kau hadir dengan segenap harapan. Harapan itu pasti, tak seperti fatamorgana. 

Kau mampu memaafkanku, saat kesalahan tak pernah lagi sanggup kuhitung. 

Kau mampu membangunkanku. Membangunkanku untuk kembali merajut asa. 

Kau ada, tepat disampingku, memegang erat tanganku. Tapi mengapa?, mengapa aku yang memberontak, mencoba untuk tak menghiraukanmu. 

Kau ada, merangkulkan tanganmu ke tubuhku, mendinginkan dada yang penuh sesak. Tapi mengapa?, mengapa aku melepaskan pelukanmu, seolah aku baik-baik saja. 

Saat itu, air matamu menetes. Tetesan itu tulus. Tapi mengapa?, mengapa aku tak  merasakan apa yang kau rasakan. Sebegitu keraskah hatiku?. 

Kini kau pergi, aku mulai merasa ada yang terlupa.......

Kini kau pergi, aku mulai merasa kehilanganmu.......

Kini kau pergi, aku tak merelakanmu berlalu. Karena aku masih perlu kasih tulusmu itu. Kasih yang mampu membersihkan  berbagai kotoran, berbagai kotoran yang aku sendiri tak mampu mencium kebusukannya. 

Selalu kah begini? 

Haruskah terulang terus seperti ini? 

Untukmu,,,,,,,,Ramadhan. Semoga kita bertemu lagi, dan saat itu nanti, semoga aku siap menyambutmu, menghargai kehadiranmu dan melepasmu dengan kerelaan. 

Jika ini perjumpaan terakhir kita?. Di hari terakhir ini, peluklah aku dan berikan maafmu.....


Share:

0 komentar:

Posting Komentar