Lain
kawan lain kelakukan. Itulah salah satu filosofi mengenai “kawan” yang gue
dapatkan setelah menegak satu pil paracetamol.
Setelah
lumayan banyak nerbitin tulisan gak jelas di blog, akhirnya banyak kawan-kawan yang
care dengan gue. Kepedulian mereka yang gue maksudkan disini adalah;
mereka sering ngasi ide ke gue sekaligus minta gue untuk nulisin tentang
mereka. Lumayan buat nambah tulisan di blog.
***
Ada kawan
yang sedang berbunga-bunga hatinya karena baru jadian sama seseorang, setelah
itu dia curhat tentang pacar barunya ke gue. Setelah gue terpaksa mendengar
kisah pacarannya yang klise itu, endingnya dia bilang, “Bagus ndak Zid kisah
cintaku?, kau udah kukasi ide ni, tulislah di blog kau!”. Buset...........
***
Ada juga kawan
yang tiba-tiba chat di media sosial. Awalnya muji-muji tulisan gue.
Ujung-ujungnya di bilang, “Zid, bagus kau tulis kisah aku”
“Emang kisah
kau gimana?”.
“Parah kisahnya
ni Zid”
“A.....ceritalah!”
“Ah.......tak
sanggup aku nyeritainnya ni Zid”.
“Lah,
gimana mau ditulis kalau kau gak mau cerita?”
“Boleh
ndak tapi ya diceritain?, soalnya kisahnya ni parah sekali Zid”.
“......”.
Sekitar puluhan
menit tawar-menawar cerita berlangsung, akhirnya dia memutuskan untuk tidak
menceritakan kisahnya yang konon katanya “parah” itu. Ternyata tidak hanya
dalam hubungan asmara saja ada istilah PHP, dalam dunia kepenulisan juga banyak
orang-orang yang kepengen ngasi ide tapi gak jadi, alias PHP (penghancur
harapan penulis).
***
Ada juga cewek
yang minta gue buat tulisan tentang dia.
Awalnya dia
muji tulisan gue, “Lucu bang tulisannya”.
“Masa’?”.
“Iya bang,
lucu. Abang mau gak nulisin tentang aku?”
“Nah, nulis
tentang apanya ni?”
“Tuliskan
jalan takdir aku bang!”
“Maksudnya?”
“Iya,
abang tulis jalan takdir aku kalau abang itu adalah jodohku!”.
Mendadak darah
mengalir dari hidung gue (mimisan)
***
Salah satu
kawan yang sering nyuruh gue nulis tentang dia adalah Aji.
“Zid,
coba kau tulis kisah aku!”, pintanya.
“Kisah apa?”,
tanya gue.
“Kisah
aku main Pokemon Go. Yang paling menantang tu kemaren Zid, pas aku berburu
pikachu di tempat sampah”
“.....”
***
Tak lama setelah
itu dia chat lagi ke gue.
“Zid, aku
ada ide ni untuk kau tulis”, katanya.
“Kisah
Pokemon Go lagi?”, tanya gue.
“Ndak Zid”.
“Terus
apa jak?”
“Coba kau
tulis kisah tentang perjuangan kucing aku saat melahirkan anaknya”
“Emang
apa yang istimewa dari kucing kau yang melahirkan tu Ji?”
“Kucing
aku melahirkan empat anak kucing Zid, langka Zid”
“Kalau
kucing melahirkan empat anak kucing itu biasa Ji. Yang langka tu kalau kau
melahirkan anak kucing, kembar empat lagi. A...itu baru keren masuk blog, masuk
youtube, masuk berita, masuk museum sekalian”.
***
Keesokan
harinya dia chat lagi ke gue, seperti biasa dia ngasi semacam inspirasi untuk
tulisan gue di blog.
“Zid, aku
lagi resah ni Zid”, dia memulai percakapan.
“Emang
ngapa Ji?, Pikachu kau lepas?”, tanya gue.
“Hahaha....ndak
Zid”.
“Kucing
kau mati?”.
“Ih,
jangan gitu lah Zid”.
“Terus?”.
“Ngapa ya
Zid?, banyak aku liat cewek-cewek cantek di media sosial tapi cowoknya tu jelek.
Ada kawan aku, umurnya masih 17 tahun, orangnya cantek, kaya, nyantai sering di
tempat elit. Tapi cowoknya tua, umurnya 34 tahun, cowoknya tu ndak kaya-kaya
amat, hitam lagi macam aku”.
“Gitu kah
Ji?”
“Abis tu
ada kawan aku, dia cewek. Cantek ceweknya Zid, hidungnya mancung, dia model,
kaya lagi. Tapi cowoknya, adohhhhh....masih ganteng aku Zid”
“Kalau
sama aku mana ganteng Ji?”.
“Ooo.......jauh
Zid......ganteng lah dia masih”.
“Kampret”.
“Hehehe...bagus
kau tulis Zid, tentang cewek-cewek cantek yang cowoknya jelek”.
***
Mengapa banyak
cewek cakep yang punya pacar (cowok) jelek? (dalam konteks pacaran)
Aji
memang salah satu pengamat amatir media sosial andalan gue. Dia memang kepo
banget orangnya, apalagi sama pasangan-pasangan aneh di media sosial, seperti
cewek cakep yang pacarnya (cowok) jelek.
Keresahan
Aji sebenarnya keresahan gue juga, dan keresahan banyak kawan-kawan lainnya. Memang
benar kata pepatah yang mengatakan kalau cinta itu buta. Tapi gue ubah
kata-katanya sedikit,,,,, jadinya; “pacaran itu buta”.
Kadang pacaran
emang gak melihat rupa, gak melihat pekerjaan, gak melihat akhlak pasangan dan
gak melihat aturan, hingga akhirnya kecelakaan, ups....
Sepertinya
pengungkapan rasa dalam pacaran itu adalah pengungkapan rasa yang paling cepat tanpa
perhitungan yang panjang. Dalam pacaran, cowok melihat cewek dengan mata. Liat cakep
dikit tembak, liat sexy dikit tembak, liat pake rok mini tembak, gak taunya
waria.
Walaupun cewek
melihat cowok lebih dominan dengan perasaan, tetap sama saja, banyak juga cewek
yang terlampau cepat untuk menerima cowok sebagai pacarnya. Baru dibeliin
permen yang ada tulisan “i love you”, hatinya langsung luluh, akhirnya mau sama
tuh cowok. Baru diajak ke bioskop nonton film I love You From 38.000 Feet,
langsung minta cowoknya nembak dia, “tembak aku bang, tembak aku!”, dorrrrrrr,,,,,ceweknya
pun mati.
Intinya,
ada perbedaan memang kalau memilih pasangan untuk dijadikan pacar dan memilih
pasangan untuk dinikahin. Prinsip pacaran adalah trial and error and
trial until end of world (coba,
gagal, dan coba lagi sampai kiamat), makanya mudah banget untuk dapatin pacar.
Sementara
prinsip nikah adalah: selection (seleksi), mana yang bagus agamanya. Sebagaimana
dalam hadis disebutkan bahwa ada empat kriteria dalam memilih pasangan: “hartanya,
nasabnya, kecantikannya, dan karena agamanya. Maka menangkanlah wanita yang
mempunyai agama, engkau akan beruntung.”
Lah, kalau
menentukan kriteria dalam memilih pacar gimana?, i dont know..........
0 komentar:
Posting Komentar