Senin, 18 Juli 2016

BEAUTY AND THE BEAST

Lain kawan lain kelakukan. Itulah salah satu filosofi mengenai “kawan” yang gue dapatkan setelah menegak satu pil paracetamol.

Setelah lumayan banyak nerbitin tulisan gak jelas di blog, akhirnya banyak kawan-kawan yang care dengan gue. Kepedulian mereka yang gue maksudkan disini adalah; mereka sering ngasi ide ke gue sekaligus minta gue untuk nulisin tentang mereka. Lumayan buat nambah tulisan di blog.

***

Ada kawan yang sedang berbunga-bunga hatinya karena baru jadian sama seseorang, setelah itu dia curhat tentang pacar barunya ke gue. Setelah gue terpaksa mendengar kisah pacarannya yang klise itu, endingnya dia bilang, “Bagus ndak Zid kisah cintaku?, kau udah kukasi ide ni, tulislah di blog kau!”. Buset...........

***

Ada juga kawan yang tiba-tiba chat di media sosial. Awalnya muji-muji tulisan gue. Ujung-ujungnya di bilang, “Zid, bagus kau tulis kisah aku”
 
“Emang kisah kau gimana?”.

“Parah kisahnya ni Zid”

“A.....ceritalah!”

“Ah.......tak sanggup aku nyeritainnya ni Zid”.

“Lah, gimana mau ditulis kalau kau gak mau cerita?”

“Boleh ndak tapi ya diceritain?, soalnya kisahnya ni parah sekali Zid”.

“......”.

Sekitar puluhan menit tawar-menawar cerita berlangsung, akhirnya dia memutuskan untuk tidak menceritakan kisahnya yang konon katanya “parah” itu. Ternyata tidak hanya dalam hubungan asmara saja ada istilah PHP, dalam dunia kepenulisan juga banyak orang-orang yang kepengen ngasi ide tapi gak jadi, alias PHP (penghancur harapan penulis).
 
***

Ada juga cewek yang minta gue buat tulisan tentang dia.

Awalnya dia muji tulisan gue, “Lucu bang tulisannya”.

“Masa’?”.

“Iya bang, lucu. Abang mau gak nulisin tentang aku?”

“Nah, nulis tentang apanya ni?”

“Tuliskan jalan takdir aku bang!”

“Maksudnya?”

“Iya, abang tulis jalan takdir aku kalau abang itu adalah jodohku!”.

Mendadak darah mengalir dari hidung gue (mimisan)

***
Salah satu kawan yang sering nyuruh gue nulis tentang dia adalah Aji. 

“Zid, coba kau tulis kisah aku!”,  pintanya.

“Kisah apa?”, tanya gue.

“Kisah aku main Pokemon Go. Yang paling menantang tu kemaren Zid, pas aku berburu pikachu di tempat sampah”

“.....”

***

Tak lama setelah itu dia chat lagi ke gue.

“Zid, aku ada ide ni untuk kau tulis”, katanya.

“Kisah Pokemon Go lagi?”, tanya gue.

“Ndak Zid”.

“Terus apa jak?”

“Coba kau tulis kisah tentang perjuangan kucing aku saat melahirkan anaknya”

“Emang apa yang istimewa dari kucing kau yang melahirkan tu Ji?”

“Kucing aku melahirkan empat anak kucing Zid, langka Zid”

“Kalau kucing melahirkan empat anak kucing itu biasa Ji. Yang langka tu kalau kau melahirkan anak kucing, kembar empat lagi. A...itu baru keren masuk blog, masuk youtube, masuk berita, masuk museum sekalian”.

***

Keesokan harinya dia chat lagi ke gue, seperti biasa dia ngasi semacam inspirasi untuk tulisan gue di blog.

“Zid, aku lagi resah ni Zid”, dia memulai percakapan.

“Emang ngapa Ji?, Pikachu kau lepas?”, tanya gue.

“Hahaha....ndak Zid”.
 
“Kucing kau mati?”.

“Ih, jangan gitu lah Zid”.

“Terus?”.

“Ngapa ya Zid?, banyak aku liat cewek-cewek cantek di media sosial tapi cowoknya tu jelek. Ada kawan aku, umurnya masih 17 tahun, orangnya cantek, kaya, nyantai sering di tempat elit. Tapi cowoknya tua, umurnya 34 tahun, cowoknya tu ndak kaya-kaya amat, hitam lagi macam aku”.

“Gitu kah Ji?”

“Abis tu ada kawan aku, dia cewek. Cantek ceweknya Zid, hidungnya mancung, dia model, kaya lagi. Tapi cowoknya, adohhhhh....masih ganteng aku Zid”

“Kalau sama aku mana ganteng Ji?”.

“Ooo.......jauh Zid......ganteng lah dia masih”.

“Kampret”.

“Hehehe...bagus kau tulis Zid, tentang cewek-cewek cantek yang cowoknya jelek”.

***


Mengapa banyak cewek cakep yang punya pacar (cowok) jelek? (dalam konteks pacaran)

Aji memang salah satu pengamat amatir media sosial andalan gue. Dia memang kepo banget orangnya, apalagi sama pasangan-pasangan aneh di media sosial, seperti cewek cakep yang pacarnya (cowok) jelek. 

Keresahan Aji sebenarnya keresahan gue juga, dan keresahan banyak kawan-kawan lainnya. Memang benar kata pepatah yang mengatakan kalau cinta itu buta. Tapi gue ubah kata-katanya sedikit,,,,, jadinya; “pacaran itu buta”. 

Kadang pacaran emang gak melihat rupa, gak melihat pekerjaan, gak melihat akhlak pasangan dan gak melihat aturan, hingga akhirnya kecelakaan, ups....

Sepertinya pengungkapan rasa dalam pacaran itu adalah pengungkapan rasa yang paling cepat tanpa perhitungan yang panjang. Dalam pacaran, cowok melihat cewek dengan mata. Liat cakep dikit tembak, liat sexy dikit tembak, liat pake rok mini tembak, gak taunya waria.

Walaupun cewek melihat cowok lebih dominan dengan perasaan, tetap sama saja, banyak juga cewek yang terlampau cepat untuk menerima cowok sebagai pacarnya. Baru dibeliin permen yang ada tulisan “i love you”, hatinya langsung luluh, akhirnya mau sama tuh cowok. Baru diajak ke bioskop nonton film I love You From 38.000 Feet, langsung minta cowoknya nembak dia, “tembak aku bang, tembak aku!”, dorrrrrrr,,,,,ceweknya pun mati.

Intinya, ada perbedaan memang kalau memilih pasangan untuk dijadikan pacar dan memilih pasangan untuk dinikahin. Prinsip pacaran adalah trial and error and trial  until end of world (coba, gagal, dan coba lagi sampai kiamat), makanya mudah banget untuk dapatin pacar.

Sementara prinsip nikah adalah: selection (seleksi), mana yang bagus agamanya. Sebagaimana dalam hadis disebutkan bahwa ada empat kriteria dalam memilih pasangan: “hartanya, nasabnya, kecantikannya, dan karena agamanya. Maka menangkanlah wanita yang mempunyai agama, engkau akan beruntung.” 

Lah, kalau menentukan kriteria dalam memilih pacar gimana?, i dont know..........

Share:

0 komentar:

Posting Komentar