Ada satu pelajaran penting dari puasa
ramadhan, yang telah kita lakukan hampir sepanjang hayat kita sampai saat ini
di bulan yang mulia. Satu pelajaran penting itu ialah, puasa dapat memberikan
gambaran hawa nafsu yang begitu jelas yang tugasnya dalah menipu manusia.
Gambaran tersebut bisa anda rasakan pada saat anda berpuasa. Puasa adalah
menahan dari segala hawa nafsu yang terus mengajak manusia kepada kerusakan.
Jika kita berpuasa maka, pada saat-saat
berpuasa, ketika kita pergi ke pasar, market, toko buah, toko makanan, toko
minuman, maka kita terkadang ingin membeli dan melahap semuanya. Dalam benak
kita, bahwa ketika kita membeli semuanya, maka kita akan menghabiskannya.
Dan kita pun membeli semua apa yang kita
inginkan, mulai dari buah-buahan, kue, minuman, nasi padang, sate, dan
macam-macam makanan. Semua yang kita
inginkan kita beli.
Ketika bedug berbuka mulai terdengar dan
semua makanan berada di hadapan kita, satu persatu apa yang kita beli tadi
termakan, namun kita tidak menghabiskan semuanya, karena baru beberapa suapan
perut sudah kenyang dan tidak mampu lagi melahap apa yang dibeli. Barulah kita mneyesal dan tahu
bahwasannya hanwa nafsu saya tadi telah menipu saya. Kejadian seperti ini sangat-sangat
sering kita rasakan dan kita lakukan.
Itulah nafsu, sebelum kita mencobanya,
nafsu akan berkata bahwa kita kuat, kita mampu, kita akan aman dan bahagia
dengan keputusan yang akan kita ambil jika mengikuti nafsu. Tapi ketika kita
menuruti nafsu tersebut dengan janji palsunya tadi, maka setelah itu barulah
kita menyesal, bahwa nafsu kita sebelumnya ternyata membawa kita kepada penyesalan,
kerusakan, kemubaziran, kemaksiatan, dan hal
buruk lainnya.
Itulah salah satu pelajaran dari puasa,
dimana dia langsung memberi kita pengalaman berharga pada saat kita semua
melaksanakannya. satu pelajaran ini dimana tergambarkan jelas ketika kita
membeli makanan dan minuman sebanyak-banyaknya, semaunya tanpa mengontrol nafsu
kita, keinginan kita, dan ketika berbuka, kita baru mengatakan bahwasannya
keputusan kita salah karena ternyata kita tidak mampu mengabiskan makanan serta
minuman yang kita borong habis tadi siang di pasar.
Allah swt menampilkan langsung pengalaman
ini kepada manusia, bahwasannya nafsu akan terus merayu manusia untuk
mengikutinya, dengan segala cara dengan segala jalan, mengiming-iming manusia
degan kenikmatan yang abadi padahal hanya kenikmatan semu. Dan ketika kita
mengikuti nafsu, maka yang akan terjadi adalah kita akan menyesal di
penghujungnya, ternyata nafsu dan keinginan kita hanya menipu.
Pelajaran ini harusnya kita ambil
pelajarannya dan terapkan pada bulan-bulan lain, dimana ketika nafsu kita mulai
berbicara dengan segala keinginannya, melihat semua barang ingin dibeli,
melihat semua kesenangan ingin dirasakan, melihat cakep sikit langsung
disambar, melihat ganteng sikit langsung diseruduk, ketika yang berbicara pada
saat itu adalah nafsu, maka tinggalkan. Karena puasa sebelumnya, kita telah
belajar bahwa ketika kita menuruti hawa nafsu kita, maka ujungnya kita akan
celaka.
Dunia juga seperti itu, dimana dunia
menampilkan segala keindahan yang fana, dan nafsu mengajak kita untuk
mencicipinya sekaligus melalaikan akhirat. Jika kita menuruti nafsu, maka kita
terus-terus mengejar dunia dan akan melalaikan kita kepada akhirat, dan
penyesalan akan terjadi di ujungnya.
Tapi ketika kita telah belajar dari
puasa, dimana yang namanya nafsu hanya akan menjerumuskan, melalaikan, menipu,
maka kita tidak akan menjadikan dunia tujuan kita, tapi hanya sekedar jembatan
menuju akhirat, artinya kita tetap berada di dunia tapi tidak dilalaikan
olehnya, karena kita tau jika kita menuruti nafsu yang terus mengejar dunia,
maka kita akan menyesal di ujungnya, layaknya orang yang menuruti hawa nafsunya
ketika berpuasa dia membeli makanan dan minuman sebanyak-banyaknya, tapi
setelah berbukan dia baru sadar bahwa nafsunya hanya menipunya dan akhirnya ia
menyesal karena menuruti hawa nafsunya.
Ketika kita di dunia ini terus menerus
mengikuti hawa nafsu , maka bersiaplah dengan penyesalan di penghujungnya.
Tapi jika kita menahan-menahan, sabar dan
sabar untuk tidak menuruti hawa nafsu, sehingga segala kesenangan dunia yang
menipu ini tidak melalaikan kita dari Allah swt, maka bersiaplah di penghujung
hari dengan kebahagiaan yang telah dijanjikanNya InsyaAllah.
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan
atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa, (QS. Al-Baqarah: 2: 183)
Katakanlah: "Kesenangan di dunia ini
hanya sebentar dan akhirat itu lebih baik untuk orang-orang
yang bertakwa, dan kamu tidak akan dianiaya sedikitpun (QS. An-Nisa:77)
Artinya : ......dan kehidupan dunia
ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu (QS. Al-Hadid: 20)
0 komentar:
Posting Komentar