Minggu, 20 Juli 2014

MENGIKUTI NAFSU, BERUJUNG PADA PENYESALAN

Ada satu pelajaran penting dari puasa ramadhan, yang telah kita lakukan hampir sepanjang hayat kita sampai saat ini di bulan yang mulia. Satu pelajaran penting itu ialah, puasa dapat memberikan gambaran hawa nafsu yang begitu jelas yang tugasnya dalah menipu manusia. Gambaran tersebut bisa anda rasakan pada saat anda berpuasa. Puasa adalah menahan dari segala hawa nafsu yang terus mengajak manusia kepada kerusakan.
Jika kita berpuasa maka, pada saat-saat berpuasa, ketika kita pergi ke pasar, market, toko buah, toko makanan, toko minuman, maka kita terkadang ingin membeli dan melahap semuanya. Dalam benak kita, bahwa ketika kita membeli semuanya, maka kita akan menghabiskannya.
Dan kita pun membeli semua apa yang kita inginkan, mulai dari buah-buahan, kue, minuman, nasi padang, sate, dan macam-macam makanan. Semua  yang kita inginkan kita beli.
Ketika bedug berbuka mulai terdengar dan semua makanan berada di hadapan kita, satu persatu apa yang kita beli tadi termakan, namun kita tidak menghabiskan semuanya, karena baru beberapa suapan perut sudah kenyang dan tidak mampu lagi melahap apa yang  dibeli. Barulah kita mneyesal dan tahu bahwasannya hanwa nafsu saya tadi telah menipu saya. Kejadian seperti ini sangat-sangat sering kita rasakan dan kita lakukan.
Itulah nafsu, sebelum kita mencobanya, nafsu akan berkata bahwa kita kuat, kita mampu, kita akan aman dan bahagia dengan keputusan yang akan kita ambil jika mengikuti nafsu. Tapi ketika kita menuruti nafsu tersebut dengan janji palsunya tadi, maka setelah itu barulah kita menyesal, bahwa nafsu kita sebelumnya ternyata membawa kita kepada penyesalan, kerusakan, kemubaziran, kemaksiatan, dan hal  buruk lainnya.
Itulah salah satu pelajaran dari puasa, dimana dia langsung memberi kita pengalaman berharga pada saat kita semua melaksanakannya. satu pelajaran ini dimana tergambarkan jelas ketika kita membeli makanan dan minuman sebanyak-banyaknya, semaunya tanpa mengontrol nafsu kita, keinginan kita, dan ketika berbuka, kita baru mengatakan bahwasannya keputusan kita salah karena ternyata kita tidak mampu mengabiskan makanan serta minuman yang kita borong habis tadi siang di pasar.
Allah swt menampilkan langsung pengalaman ini kepada manusia, bahwasannya nafsu akan terus merayu manusia untuk mengikutinya, dengan segala cara dengan segala jalan, mengiming-iming manusia degan kenikmatan yang abadi padahal hanya kenikmatan semu. Dan ketika kita mengikuti nafsu, maka yang akan terjadi adalah kita akan menyesal di penghujungnya, ternyata nafsu dan keinginan kita hanya menipu.
Pelajaran ini harusnya kita ambil pelajarannya dan terapkan pada bulan-bulan lain, dimana ketika nafsu kita mulai berbicara dengan segala keinginannya, melihat semua barang ingin dibeli, melihat semua kesenangan ingin dirasakan, melihat cakep sikit langsung disambar, melihat ganteng sikit langsung diseruduk, ketika yang berbicara pada saat itu adalah nafsu, maka tinggalkan. Karena puasa sebelumnya, kita telah belajar bahwa ketika kita menuruti hawa nafsu kita, maka ujungnya kita akan celaka.
Dunia juga seperti itu, dimana dunia menampilkan segala keindahan yang fana, dan nafsu mengajak kita untuk mencicipinya sekaligus melalaikan akhirat. Jika kita menuruti nafsu, maka kita terus-terus mengejar dunia dan akan melalaikan kita kepada akhirat, dan penyesalan akan terjadi di ujungnya.
Tapi ketika kita telah belajar dari puasa, dimana yang namanya nafsu hanya akan menjerumuskan, melalaikan, menipu, maka kita tidak akan menjadikan dunia tujuan kita, tapi hanya sekedar jembatan menuju akhirat, artinya kita tetap berada di dunia tapi tidak dilalaikan olehnya, karena kita tau jika kita menuruti nafsu yang terus mengejar dunia, maka kita akan menyesal di ujungnya, layaknya orang yang menuruti hawa nafsunya ketika berpuasa dia membeli makanan dan minuman sebanyak-banyaknya, tapi setelah berbukan dia baru sadar bahwa nafsunya hanya menipunya dan akhirnya ia menyesal karena menuruti hawa nafsunya.
Ketika kita di dunia ini terus menerus mengikuti hawa nafsu , maka bersiaplah dengan penyesalan di penghujungnya.
Tapi jika kita menahan-menahan, sabar dan sabar untuk tidak menuruti hawa nafsu, sehingga segala kesenangan dunia yang menipu ini tidak melalaikan kita dari Allah swt, maka bersiaplah di penghujung hari dengan kebahagiaan yang telah dijanjikanNya InsyaAllah.
  
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa, (QS. Al-Baqarah: 2: 183)
Katakanlah: "Kesenangan di dunia ini hanya sebentar dan akhirat itu lebih baik untuk orang-orang yang bertakwa, dan kamu tidak akan dianiaya sedikitpun (QS. An-Nisa:77)
Artinya : ......dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu (QS. Al-Hadid: 20)

Share:

0 komentar:

Posting Komentar