Kebanyakan orang benci galau. Tapi bagiku,
sepertinya tidak terlalu seperti itu. kita sebenarnya perlu mencari galau
sebanyak-banyaknya. Karena kalau kita pandai memanfaatkannya, maka galau bisa berubah
menjadi move on. Galau ibarat potongan kayu yang telah dipotong. Kayu-kayu itu
adalah hasil dari pukulan kuat dari sebuah parang. Sama seperti kayu yang
terpotong, galau adalah hasil dari hempasan kuat perasaan yang terpatah dan
terpotong karena hancurnya harapan.
Hanya terkadang potongan-potongan kayu
ini tak pernah dilihat secara kreatif dan positif. Kita hanya membakarnya untuk
menghilangkannya. Kita sering menganggap potongan kayu yang telah terpotong itu
hanya sebuah sampah dan harus dimusnahkan. Seperti itulah galau, kita
menganggap potongan dan patahan perasaan adalah sampah dan harus dilenyapkan. Maka
kita sering melupakan kegalauan kita dan membuangnya bahkan tak ingin lagi
mengingatnya.
Tapi, cobalah potongan-potongan kayu itu
kita kumpulkan, susun dan buat jadi sebuah tangga untuk dimanfaatkan mengambil
sesuatu yang lebih tinggi nanti. Cobalah, kumpulkan kegalauanmu, kumpulkan satu
persatu sakit hatimu, rangkai ia jadi sebuah tangga untuk menuju kesuksesan.
jadikan galaumu tangga terkuat untuk merajut masa depan, jadikan ia tangga
untuk mencapai kesuksesan. buatlah mereka yang telah memotong dan menghempaskan
hatimu takjub, bahwa patahan perasaan yang telah mereka buat, malah menjadi
tangga kesuksesanmu.
Jangan buang galaumu, tapi kumpulkan
sebanyak-banyaknya, dan manfaatkan ia menjadi semangat untuk kesuksesanmu,
bukan malah membuangnya dan berlalu begitu saja.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus