Liburan panjang akhir semester kali ini
memberikan banyak waktu kosong bagi saya. Seperti waktu-waktu liburan
sebelumnya, maka aktivitas kosong lebih sering saya manfaatkan dengan hunting
beberapa buku ringan yang kiranya dapat menunjang pengetahuan. Melahap materi
penting dari hasil luapan pikiran dan goresan tangan seseorang rasanya tidak
cukup teman-teman. Maka itu saya coba sedikit share ke teman-teman tentang
beberapa buku yang sudah saya lahap tersebut di blog sederhana ini.
Liburan kali ini, saya sepertinya lebih
tertarik pada buku-buku yang berisukan tema-tema yang berskala global, masalah
yang menimpa umat islam, serta kebangkitan umat islam itu sendiri atau bahasa
anak mudanya itu move on lah. Nah kali ini saya ingin coba sampaikan
hasil bacaan saya mengenai bukunya Syaikh Syakib Arslan dengan judul versi
penerbitnya yaitu “Kenapa Umat Islam Tertinggal?”. Kalau lihat judulnya,
otomatis kita tahu bahwa ini juga termasuk masalah yang dihadapi oleh umat
islam dunia dan bersakala global.
Walaupun buku ini sudah lama terbit yaitu
pada tahun 1940 (sebelum Indonesia merdeka dan kita masih dalam alam ruh sana)
dan disebarkan ke seluruh dunia termasuk Indonesia pada tahun 1954, namun tidak
ada salahnya kita lanjutkan penyeberan ringkasan pemikiran brilian beliau lewat
blog sederhana ini. seperti kata peribahasa “now or never” sekarang atau tidak
pernah sama sekali, atau peribahasa lainnnya “ada udang di balik bakwan”
(peribahasa gak nyambung).
Sebenarnya ini bukanlah buku akan tetapi
ini adalah surat balasan yang dikirim oleh Syaikh Syakib Arslan kepada Muhammad
Basyuni Imran ulama asal Sambas pulau kalimantan barat (Borneo) pemirsa. Semoga
beliau tetap dalam limpahan rahmat Allah swt. Cerita pendeknya, pada tahun 1348
H (1929 M) Muhammad Basyuni Imran mengirim surat kepada Muhammad Rasyid Ridho
selaku pimpinan majalah Al-Manar di Mesir pada waktu itu. Walaupun surat itu
ditujukan kepada Muhammad Rasyid Ridho, akan tetapi Muhammad Basyuni Imran
meminta Syaikh Syakib Arslan untuk menjawab surat yang dikirim olehnya, karena
Syaikh Syakib Arslan adalah penulis utama di majalah Al-Manar.
2 pertanyaan pokok pun diajukan oleh
Muhammad Basyuni Imran dalam suratnya, yaitu, sederhananya:
1. Mengapa umat islam tertinggal, padahal
Allah swt telah menjanjikan kemenangan pada orang-orang beriman?
2. Apa yang menyebabkan kemajuan Eropa,
Amerika, Jepang begitu pesat? Dan apakah kita bisa meniru mereka, dengan tetap
berpegang teguh pada islam?
Sungguh pertanyaan yang kritis ya
pemirsa. Lebih kritis daripada anak-anak kuliahan saat ini yang pikirannya
kebanyakan mau eksis mulu dalam hal yang gak penting seperti wabah foto selfie
dan sebagainya. Walaupun Muhammad Basyuni Imran seorang ulama tersohor di
daerahnya, tetap saja tukar pendapat antar sesama ulama diperlukan oleh seorang
Muhammad Basyuni Imran.
Dalam tempo sesingkat-sesingkatnya, yaitu
3 ndino (hari), Syaikh Syakib Arslan mambalas surat Muhammad Basyuni Imran yang
sekarang dapat dikonsumsi oleh publik berbentuk buku mini berisikan 200-an
halaman (versi sekarang). bisa dibayangkan yaa pemirsa, jika balas surat saja
bisa segitu, apalagi kalau nulis buku. Sungguh ulama zaman dahulu kasi empat
jempol dah.
Ada beberapa faktor penyebab mundurnya
umat islam menurut Syaikh Syakib Arslan dalam suratnya tersebut yang kira-kira
intinya adalah:
1. Kebodohan baik dalam hal pengetahuan
agama dan dunia.
2. Pengetahuan yang tanggung, dimana orang
islam berilmu pada zaman sekarang nanggung atau tidak begitu mendalami ilmunya.
Akibatnya mereka kadang bebal untuk diberitahu.
3. Kerusakan akhlak (budi pekerti).
4. Pemimpin yang memanfaatkan jabatan dan
ulama yang menjilat.
5. Sifat pengecut dan penakut umat islam.
6. Hilangnya kepercayaan diri umat islam.
7. Islam dirasuki oleh sikap jumud (tidak
mau bangkit menuju kemajuan) dan ingkar (tidak mau lagi meniru masa gemilang
pendahulunya).
7 faktor diatas dijelaskan oleh Syaikh
Syakib Arslan degan fakta-fakta yang mempertajam argumennya. Selain itu ada 2
hal urgen pula yang saya tangkap dari jawaban Syaikh Syakib Arslan, bahwasannya
kemunduran umat islam juga diebabkan oleh:
1. Jihad yang tidak maksimal baik dalam hal
pengorbanan jiwa dan materi. Dalam hal materi kita (umat islam) selalu
mengeluarkan dana yang kecil untuk berjuang atau membantu daerah yang terjajah
seperti Palestina saat ini, sementara musuh islam selalu mengeluarkan dana yang
besar ketika membasmi umat islam. Kemudian umat islam juga lemah dalam
pengorbanan jiwa untuk menuju suatu kemajuan dalam seluruh aspek kehidupan.
Atau bahasa sehari-harinya, “kita malas berkorban harta dan tenaga”.
2. Sekuler dalam tubuh umat islam. Sekuler
ialah pemisahan agama dari kehidupan. Orang islam banyak yang meyakini
bahwasannya majunya Eropa, Amerika, serta Jepang adalah hasil dari lepasnya
mereka dari agama, budaya dan kultur di daerah mereka. Padahal secangih-canggihnya
Jepang dalam produksi teknologi dan komunikasi, mereka tetap mempertahankan
agama dan keyakinan dari leluhur mereka, begitu pula Eropa dan Amerika.
Sayangnya kita (umat islam) berpandangan bahwa mereka telah lepas dari agama
sehingga mereka maju dan kita (umat islam) juga mesti tinggalkan agama dalam
seluruh lini kehidupan ini (politik, ekonomi, pendidikan, dsb) agar bisa maju.
Tentu itu hanya pendapat yang malah menghancurkan dan tetap akan membawa
kemunduran umat islam saja.
3. Hilangnya rasa kebanggaan kita terhadap
pendahulu kita (umat islam). Dimana orang islam mengabaikan masa lalunya yang
gemilang. Padahal sejarah bisa berulang dengan melakukan hal yang sama seperti
yang dulu pernah dilakukan. Bukan begitu?
Di akhir tulisan ini tentu kita ingin
minta kunci kemajuan itu pada Syaikh Syakib Arslan, bagaimana cara
membangkitkan kembali umat islam ini. sehingga saya mesti kutip kata-kata
beliau agar lebih jelas.
“Umat islam atau lainnya tidak akan
berhasil dan maju tanpa pengorbanan. Barangkali Syaikh Muhammad Basyuni Imran
atau orang lain yang meminta pendapat saya tentang masalah ini mengira saya
akan menjawab bahwa kunci kemajuan itu adalah teori-teori Einstein tentang
relativisme, atau mempelajari sinar rontgen, atau mikroba pasteur, atau gelombang
mikro, atau penemuan Edison. Atau mempelajari kecelakaan yang terjadi pada
balon udara Inggris yang jatuh dan terbakar belakangan ini akibat tidak dipompa
helium, melainkan dipompa hidrogen.
Sejatinya, persoalan-persoalan ilmiah itu
hanyalah cabang bukan akar, adalah hasil bukan premis. Sementara jihad dengan
harta dan jiwa adalah ilmu tertinggi yang diserukan semua ilmu. Jika umat islam
mempelajari ini dan mengamalkannya, seluruh ilmu dan pengatahuan lain pasti
bisa ditaklukkan” (Syakih
Syakib Arslan. Kenapa Umat Islam Tertinggal. Pustaka Al-kautsar. Cet: pertama.
2013:180-181).
Jelasnya adalah bahwa, bersungguh-sungguh
atas potensi dari raga dan harta dalam jalan ilmu pengetahuan itu ialah energi
terpenting bagi kita yang ingin bangkit dari keterpurukan ini.
“Jadi, jika umat islam berkehendak untuk
membulatkan tekad dan mengamalkan seruan kitabullah, niscaya mereka mencapai
kemajuan yang setara dengan Eropa, Amerika dan Jepang di bidang keilmuan dan
teknologi, bahkan lebih unggul, seraya tetap dalam agama mereka. Mereka
manusia, kita juga manusia. Yang membedakan antara kita hanyalah perbuatan. Dan
yang merugikan kita hanyalah sikap pesimis, berpangku tangan, dan putus
harapan. Oleh kerena itu hendaklah kita menyingkirkan debu-debu putus asa dan
merangsek maju’’. (Syakih
Syakib Arslan. Kenapa Umat Islam Tertinggal. Pustaka Al-kautsar. Cet: pertama.
2013:182).
‘Dan hendaklah kita mengetahui bahwa kita
akan meraih cita-cita degan berbuat, berusaha, melangkah maju, dan memenuhi
syarat-syarat iman yang disebutkan dalam Al-Qur’an:
Artinya : dan orang-orang yang berjihad
untuk (mencari keridhaan) Kami, benar- benar akan Kami tunjukkan kepada mereka
jalan-jalan kami. dan Sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang
berbuat baik. (QS. Al-Ankabut: 69)’’
Itulah kira-kira pesan Syaikh Syakib Arslan
kepada kita semua yang meinginginkan kembali kejayaan umat ini. sebagai
generasi penerus umat ini, tentu nasehat beliau yang cemerlang ini menjadi
landasan dalam kita membangkitkan kejayaan islam ini kembali. Bagi para
pemuda-pemudi islam yang sudah berada di bidang keilmuwannya masing-masing,
kesungguhan adalah suatu hal urgen dalam menuntut ilmu pengetahuan.
Terutama para anak-anak di bidang
teknologi dan informasi, kedokteran, dan sains. penemuan ilmiah kalian tentunya
ditunggu-tunggu oleh umat ini. ciptakan kebangkitan umat islam dengan
penemuan-penemuan yang luar biasa dan bermanfaat, agar umat islam tidak hanya
ada di agama doang, tetapi juga unggul dalam bidang ilmu sains, kesehatan, dan
ilmu lainnya. Seperti ilmuwan-ilmuwan kita dulu, islam kan tidak hanya terkenal
dengan ilmu agamanya saja tetapi membanjiri dunia dengan ilmu-ilmu sains dan
kedokterannya.
Semoga share kali ini bermanfaat dan
dapat diambil pelajaran di dalamnya.
Wassalam............
syukron for your knowledge
BalasHapusana ijin share
BalasHapus