Senin, 01 September 2014

KENAPA UMAT ISLAM TERTINGGAL? (OPERASI BUKU)



Liburan panjang akhir semester kali ini memberikan banyak waktu kosong bagi saya. Seperti waktu-waktu liburan sebelumnya, maka aktivitas kosong lebih sering saya manfaatkan dengan hunting beberapa buku ringan yang kiranya dapat menunjang pengetahuan. Melahap materi penting dari hasil luapan pikiran dan goresan tangan seseorang rasanya tidak cukup teman-teman. Maka itu saya coba sedikit share ke teman-teman tentang beberapa buku yang sudah saya lahap tersebut di blog sederhana ini.
Liburan kali ini, saya sepertinya lebih tertarik pada buku-buku yang berisukan tema-tema yang berskala global, masalah yang menimpa umat islam, serta kebangkitan umat islam itu sendiri atau bahasa anak mudanya itu move on lah. Nah kali ini saya ingin coba sampaikan hasil bacaan saya mengenai bukunya Syaikh Syakib Arslan dengan judul versi penerbitnya yaitu “Kenapa Umat Islam Tertinggal?”. Kalau lihat judulnya, otomatis kita tahu bahwa ini juga termasuk masalah yang dihadapi oleh umat islam dunia dan bersakala global.
Walaupun buku ini sudah lama terbit yaitu pada tahun 1940 (sebelum Indonesia merdeka dan kita masih dalam alam ruh sana) dan disebarkan ke seluruh dunia termasuk Indonesia pada tahun 1954, namun tidak ada salahnya kita lanjutkan penyeberan ringkasan pemikiran brilian beliau lewat blog sederhana ini. seperti kata peribahasa “now or never” sekarang atau tidak pernah sama sekali, atau peribahasa lainnnya “ada udang di balik bakwan” (peribahasa gak nyambung).
Sebenarnya ini bukanlah buku akan tetapi ini adalah surat balasan yang dikirim oleh Syaikh Syakib Arslan kepada Muhammad Basyuni Imran ulama asal Sambas pulau kalimantan barat (Borneo) pemirsa. Semoga beliau tetap dalam limpahan rahmat Allah swt. Cerita pendeknya, pada tahun 1348 H (1929 M) Muhammad Basyuni Imran mengirim surat kepada Muhammad Rasyid Ridho selaku pimpinan majalah Al-Manar di Mesir pada waktu itu. Walaupun surat itu ditujukan kepada Muhammad Rasyid Ridho, akan tetapi Muhammad Basyuni Imran meminta Syaikh Syakib Arslan untuk menjawab surat yang dikirim olehnya, karena Syaikh Syakib Arslan adalah penulis utama di majalah Al-Manar.
2 pertanyaan pokok pun diajukan oleh Muhammad Basyuni Imran dalam suratnya, yaitu, sederhananya:
1.    Mengapa umat islam tertinggal, padahal Allah swt telah menjanjikan kemenangan pada orang-orang beriman?
2.    Apa yang menyebabkan kemajuan Eropa, Amerika, Jepang begitu pesat? Dan apakah kita bisa meniru mereka, dengan tetap berpegang teguh pada islam?
Sungguh pertanyaan yang kritis ya pemirsa. Lebih kritis daripada anak-anak kuliahan saat ini yang pikirannya kebanyakan mau eksis mulu dalam hal yang gak penting seperti wabah foto selfie dan sebagainya. Walaupun Muhammad Basyuni Imran seorang ulama tersohor di daerahnya, tetap saja tukar pendapat antar sesama ulama diperlukan oleh seorang Muhammad Basyuni Imran.
Dalam tempo sesingkat-sesingkatnya, yaitu 3 ndino (hari), Syaikh Syakib Arslan mambalas surat Muhammad Basyuni Imran yang sekarang dapat dikonsumsi oleh publik berbentuk buku mini berisikan 200-an halaman (versi sekarang). bisa dibayangkan yaa pemirsa, jika balas surat saja bisa segitu, apalagi kalau nulis buku. Sungguh ulama zaman dahulu kasi empat jempol dah.
Ada beberapa faktor penyebab mundurnya umat islam menurut Syaikh Syakib Arslan dalam suratnya tersebut yang kira-kira intinya adalah:
1.    Kebodohan baik dalam hal pengetahuan agama dan dunia.
2.    Pengetahuan yang tanggung, dimana orang islam berilmu pada zaman sekarang nanggung atau tidak begitu mendalami ilmunya. Akibatnya mereka kadang bebal untuk diberitahu.
3.    Kerusakan akhlak (budi pekerti).
4.    Pemimpin yang memanfaatkan jabatan dan ulama yang menjilat.
5.    Sifat pengecut dan penakut umat islam.
6.    Hilangnya kepercayaan diri umat islam.
7.    Islam dirasuki oleh sikap jumud (tidak mau bangkit menuju kemajuan) dan ingkar (tidak mau lagi meniru masa gemilang pendahulunya).
7 faktor diatas dijelaskan oleh Syaikh Syakib Arslan degan fakta-fakta yang mempertajam argumennya. Selain itu ada 2 hal urgen pula yang saya tangkap dari jawaban Syaikh Syakib Arslan, bahwasannya kemunduran umat islam juga diebabkan oleh:
1.    Jihad yang tidak maksimal baik dalam hal pengorbanan jiwa dan materi. Dalam hal materi kita (umat islam) selalu mengeluarkan dana yang kecil untuk berjuang atau membantu daerah yang terjajah seperti Palestina saat ini, sementara musuh islam selalu mengeluarkan dana yang besar ketika membasmi umat islam. Kemudian umat islam juga lemah dalam pengorbanan jiwa untuk menuju suatu kemajuan dalam seluruh aspek kehidupan. Atau bahasa sehari-harinya, “kita malas berkorban harta dan tenaga”.
2.    Sekuler dalam tubuh umat islam. Sekuler ialah pemisahan agama dari kehidupan. Orang islam banyak yang meyakini bahwasannya majunya Eropa, Amerika, serta Jepang adalah hasil dari lepasnya mereka dari agama, budaya dan kultur di daerah mereka. Padahal secangih-canggihnya Jepang dalam produksi teknologi dan komunikasi, mereka tetap mempertahankan agama dan keyakinan dari leluhur mereka, begitu pula Eropa dan Amerika. Sayangnya kita (umat islam) berpandangan bahwa mereka telah lepas dari agama sehingga mereka maju dan kita (umat islam) juga mesti tinggalkan agama dalam seluruh lini kehidupan ini (politik, ekonomi, pendidikan, dsb) agar bisa maju. Tentu itu hanya pendapat yang malah menghancurkan dan tetap akan membawa kemunduran umat islam saja.
3.    Hilangnya rasa kebanggaan kita terhadap pendahulu kita (umat islam). Dimana orang islam mengabaikan masa lalunya yang gemilang. Padahal sejarah bisa berulang dengan melakukan hal yang sama seperti yang dulu pernah dilakukan. Bukan begitu?
Di akhir tulisan ini tentu kita ingin minta kunci kemajuan itu pada Syaikh Syakib Arslan, bagaimana cara membangkitkan kembali umat islam ini. sehingga saya mesti kutip kata-kata beliau agar lebih jelas.
“Umat islam atau lainnya tidak akan berhasil dan maju tanpa pengorbanan. Barangkali Syaikh Muhammad Basyuni Imran atau orang lain yang meminta pendapat saya tentang masalah ini mengira saya akan menjawab bahwa kunci kemajuan itu adalah teori-teori Einstein tentang relativisme, atau mempelajari sinar rontgen, atau mikroba pasteur, atau gelombang mikro, atau penemuan Edison. Atau mempelajari kecelakaan yang terjadi pada balon udara Inggris yang jatuh dan terbakar belakangan ini akibat tidak dipompa helium, melainkan dipompa hidrogen.
Sejatinya, persoalan-persoalan ilmiah itu hanyalah cabang bukan akar, adalah hasil bukan premis. Sementara jihad dengan harta dan jiwa adalah ilmu tertinggi yang diserukan semua ilmu. Jika umat islam mempelajari ini dan mengamalkannya, seluruh ilmu dan pengatahuan lain pasti bisa ditaklukkan” (Syakih Syakib Arslan. Kenapa Umat Islam Tertinggal. Pustaka Al-kautsar. Cet: pertama. 2013:180-181).
Jelasnya adalah bahwa, bersungguh-sungguh atas potensi dari raga dan harta dalam jalan ilmu pengetahuan itu ialah energi terpenting bagi kita yang ingin bangkit dari keterpurukan ini.
“Jadi, jika umat islam berkehendak untuk membulatkan tekad dan mengamalkan seruan kitabullah, niscaya mereka mencapai kemajuan yang setara dengan Eropa, Amerika dan Jepang di bidang keilmuan dan teknologi, bahkan lebih unggul, seraya tetap dalam agama mereka. Mereka manusia, kita juga manusia. Yang membedakan antara kita hanyalah perbuatan. Dan yang merugikan kita hanyalah sikap pesimis, berpangku tangan, dan putus harapan. Oleh kerena itu hendaklah kita menyingkirkan debu-debu putus asa dan merangsek maju’’. (Syakih Syakib Arslan. Kenapa Umat Islam Tertinggal. Pustaka Al-kautsar. Cet: pertama. 2013:182).  
‘Dan hendaklah kita mengetahui bahwa kita akan meraih cita-cita degan berbuat, berusaha, melangkah maju, dan memenuhi syarat-syarat iman yang disebutkan dalam Al-Qur’an:
Artinya : dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar- benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan kami. dan Sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik. (QS. Al-Ankabut: 69)’’
Itulah kira-kira pesan Syaikh Syakib Arslan kepada kita semua yang meinginginkan kembali kejayaan umat ini. sebagai generasi penerus umat ini, tentu nasehat beliau yang cemerlang ini menjadi landasan dalam kita membangkitkan kejayaan islam ini kembali. Bagi para pemuda-pemudi islam yang sudah berada di bidang keilmuwannya masing-masing, kesungguhan adalah suatu hal urgen dalam menuntut ilmu pengetahuan.
Terutama para anak-anak di bidang teknologi dan informasi, kedokteran, dan sains. penemuan ilmiah kalian tentunya ditunggu-tunggu oleh umat ini. ciptakan kebangkitan umat islam dengan penemuan-penemuan yang luar biasa dan bermanfaat, agar umat islam tidak hanya ada di agama doang, tetapi juga unggul dalam bidang ilmu sains, kesehatan, dan ilmu lainnya. Seperti ilmuwan-ilmuwan kita dulu, islam kan tidak hanya terkenal dengan ilmu agamanya saja tetapi membanjiri dunia dengan ilmu-ilmu sains dan kedokterannya.
Semoga share kali ini bermanfaat dan dapat diambil pelajaran di dalamnya.
Wassalam............
Share:

2 komentar: