Akhir-akhir bulam maret 2014 ini kota pontianak
lagi dirundungi dengan musim hujan dengan curah hujan yang tinggi. Jadwal triliunan
rintik hujan itu turun rata-rata turun sekitar pukul 14.00 sampai malam
harinya. Jadwal-jadwal seperti itu adalah jadwal aku kuliah, sehingga aku selalu
saja pulang dengan basah kuyup.
Setiap hujan turun dengan derasnya, kawan-kawan
sering menggalaukan jemurannya di kos atau di kontrakan, karena bakal jadi
korban koroyokan tetesan air suci dari langit. Begitu pula perasaanku yang
memikirkan jemuran pakaian serta sepatu akibat hujan kemarin.
Pikiran juga belum bisa tenang, dikarenakan jalan
di depan kampus yang pastinya banjir sekitar setinggi betis anak SD. Karena cukup
tinggi, kalau anda bawa jala atau pukat (bahasa kal-bar), anda bisa banyak
mendapatkan ikan-ikan yang sangkut di jala anda, seperti xenia, avanza, rush,
supra x, jupiter mx, dan varian ikan darat lainnya. Di jalan itu juga selalu
ada pemandangan manusia yang menyeret motornya, entah karena knalpot kemasukan
air, kemasukan sampah, atau mungkin juga kemasukan setan.
Di saat duduk tenang di kursi menunggu redanya
pasukan hujan turun, aku berfikir bahwa Tuhan memang perkasa dan Maha besar. Baru
dengan hujan saja manusia menjadi lemah karenanya. Baru dengan
rintikan-rintikan kecil dari langit manusia sudah menggalau tingkat tinggi
setara dengan galau ditinggalkan pacar. Apalagi kalau yang turun rintikan api,
mungkin akan ada kejadian kepunahan dinosaurus season 2.......
Ya itulah, seharusnya hujan bisa kita jadikan
pelajaran bahwa kita itu tidak ada apa-apanya dibandingakn yang diatas sana,
bukan sepantasnya kita menjadi pembangkang dengan tidak patuh terhadap
perintah-perintahnya. Karena bisa jadi ada pada suatu saat nanti yang turun
bukan lagi hujan.........
0 komentar:
Posting Komentar