Tanggal
15 februari 2014, hari pertama aku merasakan suasana pagi di kampung halaman
setelah beberapa lama di kota untuk menghabiskan satu semester di perkuliahan.
Cukup penat dengan banyak tugas, cukup letih dengan hiruk-pikuk suasana
perkotaan dan cukup risih dengan polusi serta kabut asap yang melanda kota
beberapa hari lalu. Semua keresahan itu kini terbayar lunas dengan keindahan
kampung halaman.
Udah
sekitar 5 bulanan di kota dan kembali ke kampung tentu terasa ada yang berubah.
Beberapa bagian rumah udah mulai ada yang rapuh, kayu yang udah mulai lapuk,
dimakan rayap dsb. Si nila alias si ikan nila udah mulai gede yang dulu pada
saat aku tinggalkan, mereka baru sebesar induk jari, tapi sekarang udah 7x
lipat dari itu, udah bisa dimasak mungkin. Ada pula beberapa anggota baru,
yaitu 1 pasang kucing kembar hitam yang dulu belum ada sekarang ada, entah
imigran gelap darimana mereka itu?. Tak lupa koleksi bunga orang tua yang
bertambah, beberapa perabotan tumah tangga nambah, serta motor yang udah
keliatan tua milik sang bapak.
Seperti
biasa, otakku tak pernah berhenti mengambil hikmah dari apa yang kedua mataku
ini lihat. Aku merasa inilah dunia, selalu ada perubahan, dan perubahan itu
terlihat jelas ketika kita memang tak pernah di dekat mereka yang berubah itu.
Sang nenek akan melihat cucunya semakin gede ketika sang nenek tidak bertemu
cucu dalam 1 tahunan, begitu juga pandangan cucu kepada nenek, yang terlihat
sudah makin menua saja setelah 1 tahun tidak bertemu.
Lalu
bagaimana dengan kita, tubuh kita, pikiran kita, usia kita, tentu berubah pula,
hanya kita saja yang tidak merasakannya. Kita tidak merasakannya karena kita always
on dengan tubuh, pikiran, dan usia kita ini. coba saja kita temukan diri
kita ini ke orang yang udah lama gak liat kita!, tentu saja mereka akan
lontarkan kata-kata yang intinya bahwa kita sudah tidak seperti yang dulu,
karena ada yang berubah.
Itulah
kehidupan, sifatnya tidak statis, ada saja yang berubah. dulunya kecil, akan
menjadi besar seperti si ikan nila. yang dulunya tidak ada menjadi ada, serta
yang baru akan menemani yang lama atau bahkan menggeser posisinya seperti
koleksi bunga dan kucing hitam. yang lama akan melakukan perubahan sedikit demi
sedikit dan hancur seperti kayu yang lapuk dan motor tua tadi.
Yang
jelas semuanya berubah, tidak abadi, terus menerus menua, berakhir dan tamat
dan akan tergantikan yang baru. Lalu bagaimana dengan kita yang juga tak luput
dari perubahan, tak luput dari penyelesaian kehidupan, dan pastinya akan tergantikan.
Hidup punya batas, menuju sesuatu yang tidak pernah kita tahu. Kita tidak
pernah meraba ada apa setelah akhir dari kehidupan ini, karena yang sudah
mendahului kita juga tidak pernah bercerita tentang alam mereka disana.
Jika
kita islam dan iman atau yakin, maka Tuhan menjanjikan akan ada kehidupan
setalah kehidupan di dunia ini. semua tegantung pada yakin atau tidaknya anda
tentang hal itu. Perubahan tidak bisa dielakkan, kematian tak bisa dihindarkan,
tetapi kehidupan yang dijanjikan olehNya setelah ini tentu bisa dipersiapkan.
By : Ahmad Yazid (mahasiswa)
“Perubahan tidak bisa dielakkan, kematian tak bisa
dihindarkan, tetapi kehidupan yang dijanjikan olehNya setelah ini tentu bisa
dipersiapkan”
----Ahmad
Yazid-----
0 komentar:
Posting Komentar