Sabtu, 01 Maret 2014

BELAJAR DARI PERUBAHAN

BELAJAR DARI PERUBAHAN
Tanggal 15 februari 2014, hari pertama aku merasakan suasana pagi di kampung halaman setelah beberapa lama di kota untuk menghabiskan satu semester di perkuliahan. Cukup penat dengan banyak tugas, cukup letih dengan hiruk-pikuk suasana perkotaan dan cukup risih dengan polusi serta kabut asap yang melanda kota beberapa hari lalu. Semua keresahan itu kini terbayar lunas dengan keindahan kampung halaman.
Udah sekitar 5 bulanan di kota dan kembali ke kampung tentu terasa ada yang berubah. Beberapa bagian rumah udah mulai ada yang rapuh, kayu yang udah mulai lapuk, dimakan rayap dsb. Si nila alias si ikan nila udah mulai gede yang dulu pada saat aku tinggalkan, mereka baru sebesar induk jari, tapi sekarang udah 7x lipat dari itu, udah bisa dimasak mungkin. Ada pula beberapa anggota baru, yaitu 1 pasang kucing kembar hitam yang dulu belum ada sekarang ada, entah imigran gelap darimana mereka itu?. Tak lupa koleksi bunga orang tua yang bertambah, beberapa perabotan tumah tangga nambah, serta motor yang udah keliatan tua milik sang bapak.
Seperti biasa, otakku tak pernah berhenti mengambil hikmah dari apa yang kedua mataku ini lihat. Aku merasa inilah dunia, selalu ada perubahan, dan perubahan itu terlihat jelas ketika kita memang tak pernah di dekat mereka yang berubah itu. Sang nenek akan melihat cucunya semakin gede ketika sang nenek tidak bertemu cucu dalam 1 tahunan, begitu juga pandangan cucu kepada nenek, yang terlihat sudah makin menua saja setelah 1 tahun tidak bertemu.
Lalu bagaimana dengan kita, tubuh kita, pikiran kita, usia kita, tentu berubah pula, hanya kita saja yang tidak merasakannya. Kita tidak merasakannya karena kita always on dengan tubuh, pikiran, dan usia kita ini. coba saja kita temukan diri kita ini ke orang yang udah lama gak liat kita!, tentu saja mereka akan lontarkan kata-kata yang intinya bahwa kita sudah tidak seperti yang dulu, karena ada yang berubah.
Itulah kehidupan, sifatnya tidak statis, ada saja yang berubah. dulunya kecil, akan menjadi besar seperti si ikan nila. yang dulunya tidak ada menjadi ada, serta yang baru akan menemani yang lama atau bahkan menggeser posisinya seperti koleksi bunga dan kucing hitam. yang lama akan melakukan perubahan sedikit demi sedikit dan hancur seperti kayu yang lapuk dan motor tua tadi.
Yang jelas semuanya berubah, tidak abadi, terus menerus menua, berakhir dan tamat dan akan tergantikan yang baru. Lalu bagaimana dengan kita yang juga tak luput dari perubahan, tak luput dari penyelesaian kehidupan, dan pastinya akan tergantikan. Hidup punya batas, menuju sesuatu yang tidak pernah kita tahu. Kita tidak pernah meraba ada apa setelah akhir dari kehidupan ini, karena yang sudah mendahului kita juga tidak pernah bercerita tentang alam mereka disana.
Jika kita islam dan iman atau yakin, maka Tuhan menjanjikan akan ada kehidupan setalah kehidupan di dunia ini. semua tegantung pada yakin atau tidaknya anda tentang hal itu. Perubahan tidak bisa dielakkan, kematian tak bisa dihindarkan, tetapi kehidupan yang dijanjikan olehNya setelah ini tentu bisa dipersiapkan.
By : Ahmad Yazid (mahasiswa)
“Perubahan tidak bisa dielakkan, kematian tak bisa dihindarkan, tetapi kehidupan yang dijanjikan olehNya setelah ini tentu bisa dipersiapkan”
----Ahmad Yazid-----


Share:

0 komentar:

Posting Komentar