Kemarin-kemarin
gue udah nulis. Mungkin tulisannya rada-rada agak serius dan serem, apalagi pas
bahas tentang zina. Beberapa temen sampai nanyak ke gue, “itu beneran Zid?”,
tanyanya. Trus gue jawab “beneran lah, kan itu curhatan kamu”. Ternyata yang
bertanya gak sadar kalau kisah itu gue ambil dari kisah pribadinya.
Nah, kali
ini gue mau cerita tentang spesies endemik yang langka dan hidup dalam
sekumpulan populasi remaja. Nama spesies endemik itu hanya satu kata saja. Jika
kalian mendengarnya, maka akan ada berbagai ekspresi yang muncul dari diri
kalian. Ada yang sedih, ada yang senyum-senyum gak jelas, ada yang ketawa
terpingkal-pingkal sampai digotong ke rumah sakit jiwa, bahkan ada yang
muntah-muntah mengeluarkan santapan sahurnya. Kejam kan?, begitulah racunnya
bekerja.
Nah, gambar dibawah ini adalah ilustrasi dari spesies yang berbahaya itu.
Nah, gambar dibawah ini adalah ilustrasi dari spesies yang berbahaya itu.
Nama
spesies endemik itu adalah: “MANTAN”..............Tuh kan ada yang senyum-senyum, awas bentar lagi kalian akan muntah.
Ya,
bahasa Indonesianya memang mantan, tapi dalam aturan penamaan bakunya atau
dalam binomial nomenklaturnya adalah Aweas mantyanis. Aweas genusnya, dan
mantyanis spesiesnya. Efek puasa jadi ngelantur.
Gue termasuk
yang sering stalking mantan. Kalau gak stalking mantan itu rasanya seperti
sayur tanpa garam, seperti hidup tanpa oksigen, seperti main futsal gak pake
sepatu, dan seperti masak telur dadar tapi gak pake minyak goreng. Kebayang gak
tu rasanya?, hehehe..namanya juga majas, jatuhnya pasti lebay.
Pas gue
liat alumni-alumni yang pernah bersekolah di hati gue, gue serasa bukan lagi
melihat mantan, tapi seperti melihat setan, bawaannya menggoda..aja. Serius.
Padahal dulu mereka udah gue blokir dari media sosial, tapi rindu dan rasa
penasaran itu kembali membawa gue pulang untuk melihat kabar dan bertanya dalam
hati, “Masih hidup gak nih cewek?”.
Entah mengapa,
barisan para mantan di media sosial gue makin buat puasa gue terasa sia-sia. Mereka
udah beda sekali dengan dulunya. Dulu masih ingusan, pecicilan dan make up
sering gak beraturan; eye shadow dipakai di bibir, lipstik dipakai ke
kelopak mata dan dibawah alis. Hadeh,,,,. Tapi sekarang, mereka udah gak
lagi seperti itu. Sekarang mereka udah pandai berdandan dan pandai mencari
perhatian. Siapa yang mengajari mereka?, bukan gue.
Apalagi semenjak
ada media sosial yang bernama instagram kembarannya instaons, weleh.......
mereka bisa update foto satu jam sekali dengan pose dan busana yang beraneka
ragam. Kadang pose kayang sambil menjulurin lidah, pose manjat tiang sambil
garuk-garuk kepala, sampai pose ngelenturin badan seperti pemain sirkus. Busana
dan accesories yang digunakan juga bermacam-macam. Kadang pake cardigan
berkalungkan buah lontar, suatu kali pake sweater dan pake jam tangan motif
kura-kura ninja, pernah juga pake hoodie dan pake kacamata 3 dimensi, sampai
kaos oblong yang terbuat dari karung goni bertuliskan “BULOG”.
Yang buat
gue agak nyesek sebenarnya adalah mereka udah pada punya pacar. Kalau pacarnya
jelek mendingan, ini tajir, ganteng, pintar, mantan anggota MLM lagi. Selain udah
pada punya pacar, fotonya mesra-mesra lagi, selfie beduaan di mall, selfie
beduaan di kafe, sampai selfie beduaan di tempat remang-remang, entah apa yang
mereka lakukan?, yang jelas ketiganya adalah setan, dan gue orang yang keempat,
sang stalker, hehehe.
Tapi yang
gue heran adalah; kalau mereka emang udah punya pacar, maka seharusnya si cewek
ini gak lagi dong upload-upload foto sensasional seperti itu. seharusnya mereka
stop untuk pamer kecantikan. Kalau pamer ya silahkan, tapi pamer yang selain
anggota tubuh lah. Masa’ jari kaki pun difoto, selfie lagi.
Dari itu
gue mulai curiga, bahwa ketika pacaran, si cewek atau mungkin cowok sebenarnya
masih berharap untuk dapetin pasangan yang lebih sempurna lagi. Masih kepengen
mempercantik dan memperganteng diri dan kemudian dijual di media sosial, siapa
tau ada pembeli yang nawarin harga yang lebih mahal dari pacarnya yang
sekarang. Kalau ada, maka pacar yang lama akan diputusin, maka lahirlah spesies
endemik bernama “MANTAN”, hehehe. Ini Cuma hipotesis gue, seterusnya gue
serahin pada kalian semua untuk merenunginya.
Maka dari
itu,,, udah deh!,,, jangan pacaran!,,, karena sangat banyak kepalsuan di
dalamnya.
Ingat,
tindak kejahatan bukan terjadi karena ada niat pelakunya. Tapi karena adanya
kesempatan. Gak nyambunglah, gak nyambunglah,,,,, bodo amat.
0 komentar:
Posting Komentar