Senin, 27 Juni 2016

AWAS, SPESIES ENDEMIK BERBAHAYA.

Kemarin-kemarin gue udah nulis. Mungkin tulisannya rada-rada agak serius dan serem, apalagi pas bahas tentang zina. Beberapa temen sampai nanyak ke gue, “itu beneran Zid?”, tanyanya. Trus gue jawab “beneran lah, kan itu curhatan kamu”. Ternyata yang bertanya gak sadar kalau kisah itu gue ambil dari kisah pribadinya.

Nah, kali ini gue mau cerita tentang spesies endemik yang langka dan hidup dalam sekumpulan populasi remaja. Nama spesies endemik itu hanya satu kata saja. Jika kalian mendengarnya, maka akan ada berbagai ekspresi yang muncul dari diri kalian. Ada yang sedih, ada yang senyum-senyum gak jelas, ada yang ketawa terpingkal-pingkal sampai digotong ke rumah sakit jiwa, bahkan ada yang muntah-muntah mengeluarkan santapan sahurnya. Kejam kan?, begitulah racunnya bekerja.

Nah, gambar dibawah ini adalah ilustrasi dari spesies yang berbahaya itu.




Nama spesies endemik  itu adalah: “MANTAN”..............Tuh kan ada yang senyum-senyum, awas bentar lagi kalian akan muntah.

Ya, bahasa Indonesianya memang mantan, tapi dalam aturan penamaan bakunya atau dalam binomial nomenklaturnya adalah Aweas mantyanis. Aweas genusnya, dan mantyanis spesiesnya. Efek puasa jadi ngelantur.

Gue termasuk yang sering stalking mantan. Kalau gak stalking mantan itu rasanya seperti sayur tanpa garam, seperti hidup tanpa oksigen, seperti main futsal gak pake sepatu, dan seperti masak telur dadar tapi gak pake minyak goreng. Kebayang gak tu rasanya?, hehehe..namanya juga majas, jatuhnya pasti lebay.

Pas gue liat alumni-alumni yang pernah bersekolah di hati gue, gue serasa bukan lagi melihat mantan, tapi seperti melihat setan, bawaannya menggoda..aja. Serius. Padahal dulu mereka udah gue blokir dari media sosial, tapi rindu dan rasa penasaran itu kembali membawa gue pulang untuk melihat kabar dan bertanya dalam hati, “Masih hidup gak nih cewek?”

Entah mengapa, barisan para mantan di media sosial gue makin buat puasa gue terasa sia-sia. Mereka udah beda sekali dengan dulunya. Dulu masih ingusan, pecicilan dan make up sering gak beraturan; eye shadow dipakai di bibir, lipstik dipakai ke kelopak mata dan dibawah alis. Hadeh,,,,. Tapi sekarang, mereka udah gak lagi seperti itu. Sekarang mereka udah pandai berdandan dan pandai mencari perhatian. Siapa yang mengajari mereka?, bukan gue.

Apalagi semenjak ada media sosial yang bernama instagram kembarannya instaons, weleh....... mereka bisa update foto satu jam sekali dengan pose dan busana yang beraneka ragam. Kadang pose kayang sambil menjulurin lidah, pose manjat tiang sambil garuk-garuk kepala, sampai pose ngelenturin badan seperti pemain sirkus. Busana dan accesories yang digunakan juga bermacam-macam. Kadang pake cardigan berkalungkan buah lontar, suatu kali pake sweater dan pake jam tangan motif kura-kura ninja, pernah juga pake hoodie dan pake kacamata 3 dimensi, sampai kaos oblong yang terbuat dari karung goni bertuliskan “BULOG”.

Yang buat gue agak nyesek sebenarnya adalah mereka udah pada punya pacar. Kalau pacarnya jelek mendingan, ini tajir, ganteng, pintar, mantan anggota MLM lagi. Selain udah pada punya pacar, fotonya mesra-mesra lagi, selfie beduaan di mall, selfie beduaan di kafe, sampai selfie beduaan di tempat remang-remang, entah apa yang mereka lakukan?, yang jelas ketiganya adalah setan, dan gue orang yang keempat, sang stalker, hehehe.

Tapi yang gue heran adalah; kalau mereka emang udah punya pacar, maka seharusnya si cewek ini gak lagi dong upload-upload foto sensasional seperti itu. seharusnya mereka stop untuk pamer kecantikan. Kalau pamer ya silahkan, tapi pamer yang selain anggota tubuh lah. Masa’ jari kaki pun difoto, selfie lagi. 

Dari itu gue mulai curiga, bahwa ketika pacaran, si cewek atau mungkin cowok sebenarnya masih berharap untuk dapetin pasangan yang lebih sempurna lagi. Masih kepengen mempercantik dan memperganteng diri dan kemudian dijual di media sosial, siapa tau ada pembeli yang nawarin harga yang lebih mahal dari pacarnya yang sekarang. Kalau ada, maka pacar yang lama akan diputusin, maka lahirlah spesies endemik bernama “MANTAN”, hehehe. Ini Cuma hipotesis gue, seterusnya gue serahin pada kalian semua untuk merenunginya.

Maka dari itu,,, udah deh!,,, jangan pacaran!,,, karena sangat banyak kepalsuan di dalamnya. 

Ingat, tindak kejahatan bukan terjadi karena ada niat pelakunya. Tapi karena adanya kesempatan. Gak nyambunglah, gak nyambunglah,,,,, bodo amat.
Share:

0 komentar:

Posting Komentar