Minggu, 19 Juni 2016

KISAH PEMUDA YANG BERUSAHA LEPAS DARI PACARAN

Banyak kawan yang minta tips untuk bisa lepas dari pacaran. Seolah saya sudah mampu lepas darinya. Tapi tak apa. Saya akan bercerita tentang seorang yang berusaha lepas dari pacaran. Setiap saya mengingatnya, kisah itu menjadi motivasi bagi saya untuk bisa memperbaiki diri.



Namanya, Deni. Dia seorang mahasiswa. Kita tau, dunia mahasiswa rentan sekali dengan maksiat (pacaran) ini.  Dia seorang yang lumayan, setidaknya bagi pandangan manusia. Kita tidak tahu dalamnya, tapi dari apa yang bisa saya lihat, dia adalah orang yang spesial dan beda dibandingakan pemuda kebanyakan. Ia menghafal Qur’an. Rajin sholat berjamaah di masjid, karena memang ia tinggal di masjid bersama teman-temannya. Dia tinggal di masjid bukan karena tak mampu membayar kos atau kontrakan. Orang tuanya mampu dan berkecukupan. Ia tinggal di masjid, karena di masjid ia lebih tenang dan ibadahnya bisa terjaga. 

Kalian tau?. Allah swt tak pernah membiarkan hambanya aman-aman saja. Allah swt akan menguji hambanya. Suatu hari, ia berpikir, betapa lelahnya ia berada dalam ketaatan. Ada keinginan untuk mencoba kehidupan bebas di luar sana. Berhenti sejenak dari sibuknya untuk taat kepada Allah swt. Sampai disini ia mengatakan padaku. “Bahkan maksiat jangan sampai dipikirkan, ketika kau memikirkan dan berkeinginan untuk maksiat, setan akan memberi jalan dan 99% dia akan berhasil, jadi jangan pernah berpikir untuk bermaksiat kepada Allah swt”.

Akhirnya, benar apa yang ia katakan. Setan mulai memberi jalan. Ia mencoba mendengarkan musik dan menonton film yang sebelumnya tidak ia lakukan. Kau tau?. Ia mengatakan, “musik dan film tertentu dapat membawamu berpikir untuk bermaksiat kepada Allah swt”. Ia melanjutkan, “jika kau mendengarkan lagu dan menonton film  tentang cinta, maka secara tidak langsung kau akan menginginkan cinta, dalam hal ini pacaran. Ia memotivasimu untuk melakukan maksiat”.  Dari musik dan film yang ditontonnya, akhirnya ia terlena. Dan kuat betul keinginannya untuk hidup bebas seperti pemuda kebanyakan.

Ia pun sering keluar malam. Berkumpul dengan teman-teman yang jauh daripada Islam. Ia pun berkenalan dengan seorang gadis. Teman dari temannya. Mereka pun berkenalan. Awalnya ia sadar, apa yang ia lakukan salah. Tapi karena ia sudah berniat dari awal untuk menikmati kehidupan layaknya pemuda kebanyakan, maka ia pun menepis kesadaran itu. 

Ia dan gadis itu sering bertemu dan jalan bersama dan berpacaran. Karena ia merasa -tinggal di masjid- menganggu kebebasannya. Maka ia pun keluar dari masjid dan mencari tempat kos. Ia sadar, ini adalah langkah kesalahan. Tapi siapa yang mampu dengan mudah keluar dari lingkaran setan?.

Ketika ia keluar dari masjid. Habis semua ibadahnya. Bukan tak mengerjakan sholat, tapi melalaikan sholat dan banyak ketinggalan sholat berjama’ah. Hafalan qur’annya pun mulai kacau. Kau tau?. Ia bilang, “maksiat akan menutup dan menghambat semua kebiasaan baikmu (ibadahmu)”. 

Ia mulai merasakan ada sesuatu yang salah dari hidupnya. Hatinya mulai tak tenang. Tapi tak mudah untuk lepas dari jebakan setan.

Sampai pada satu saat ia mendapati kejadian aneh. Motor yang sering ia gunakan untuk pacaran itu sering rusak dan ia juga sering melihat kecelakaan. Tidak pernah sebanyak itu ia melihat tabrakan dan kecelakaan di jalan raya. Ia pun menyadari bahwa Allah swt telah memperingatkannya. Namun, siapa yang mampu keluar dari perangkap setan?.

Ketika berbagai peringatan tidak ia indahkan. Rusaknya ibadah, motor yang sering rusak, seringnya ia melihat kecelakaan. Akhirnya ia sendiri yang mengalami kecelakaan. Di saat itulah, ia menyerah. Ia merasa cukup, cukup untuk peringatan ini. Ia tidak mau Allah swt memberikan peringatan yang lebih berat. Kau tau?. Ia mengatakan, “ketika kita berbuat maksiat, Allah swt terkadang memberitahu kita, memperingatkan kita. Tapi, tidak banyak dari kita yang mau menerima peringatan itu. Banyak dari kita yang mengabaikannya”.

Saat itulah ia berhenti pacaran. Kau tau?. Tak mudah baginya untuk memutuskan pacarnya. Ia bercerita kepadaku dengan penuh serius. Tak muda katanya. Ibunya si gadis sudah tau dan berharap penuh dengannya untuk serius dengan pacarnya itu. Bahkan ia telah berjanji dengan pacarnya, bahwa ia akan setia. Bukankah itu yang sering kita katakan ketika pacaran, “kesetiaan”. Bahkan hubungannya tidak ada masalah. Tidak ada yang salah, semua baik-baik saja. Lalu bagaimana cara membuat alasan kepada pacarnya agar ia bisa menerima keputusan yang akan dibuatnya nanti. Tak mudah kawan. Tidak hanya itu. kawannya –yang mengenalkannya kepada gadis- itu sudah berharap, supaya ia bisa terus bersama gadis itu. Jangan pernah sakiti hatinya. Bayangkan, setan menjebaknya dengan penuh jaring-jaring yang membuat ia sulit untuk lepas dari pacaran. 

Jika ia memutuskan hubungan pacaran itu, Ia bisa mengkhianati pacarnya. Ia bisa mengkhianati harapan ibunya si gadis. Ia bisa mengkhianati harapan temannya. Semuanya. Tak mudah kawan. Maka ia perlu waktu untuk memutuskannya. Ia sering menangis di kamarnya sendiri. Sedih, karena beratnya ia harus keluar dari maksiat ini. Tak henti-hentinya ia berdo’a kepada Allah swt agar diberikan jalan keluar. Kau tau kawan?. Do’a siapa yang tidak dikabulkan, kalau do’anya itu untuk kebaikan dan keluar dari kemaksiatan?.

Akhirnya, ia seperti diberi kekuatan. Ia datangi pacarnya dan langsung minta putus. Bayangkan. Pacarnya tak pernah tahu apa alasannya sehingga ia harus memutuskan hubungan mereka. Tidak ada masalah, tidak ada yang selingkuh, tidak ada dusta. Akhirnya gadis itu menangis. Karena rasa sayangnya sudah begitu kuat kepadanya. Kau tahu?. Saat seperti itu, hati seorang pria bisa luluh dan membatalkan putusnya. Tapi Allah swt menguatkan hatinya. Hingga akhirnya ia pun pergi tanpa kata-kata lagi. Luar biasa.

Apa dampaknya?. Dia dikucilkan dari pertemanan. Ibu si gadis kecewa dengannya. Tapi ia sadar, ini adalah lebih baik daripada ia terus bermaksiat kepada Allah swt. Akhirnya ia pun kembali ke masjid. dan memperbaiki semuanya. 

Ia berpesan kepadaku tujuh hal. 

Pertama, “jangan pernah berfikir untuk bermaksiat. Karena dengan memikirkannya, setan akan melapangkan jalannya untukmu, dan 99 % ia akan berhasil”.

Kedua, “setiap maksiat punya jalannya. Maka potonglah jalan itu”.

Ketiga, “kau harus punya amalan. Entah itu hafalan Qur’an, sholat sunnah, zikir dan sebagainya. Ketika kau bermaksiat, amalan itu akan mengingatkanmu. Ketika amalanmu longgar, itu tanda bahwa ada yang salah denganmu.”

Keempat, “ketika kau bermaksiat, Allah selalu memperingatkanmu. Entah itu lewat musibah dan sebagainya. Kau harus jeli dan jangan mengabaikan setiap peringatan itu”.

Kelima, “jika kau tak mampu keluar dari kemaksiatan. Mintalah pertolongan kepada Allah swt. Allah swt pasti akan mengabulkannya, bagaimanapun beratnya ujian itu”.

Keenam, “jangan pernah tunda taubat. Ketika kau tau apa yang kau lakukan salah. Maka bertaubatlah cepat. Jangan sampai maut yang dulu datang daripada taubatmu. Karena jika itu yang terjadi, tak ada harapan lagi untukmu”.

Terakhir, “jika ada orang yang mencelamu, padahal kamu berusaha untuk melakukan itu karena Allah swt, maka jangan dengarkan!. Karena dia adalah setan. Jangan ragukan langkahmu untuk bertaubat, walau dampaknya, manusia akan menyebutmu buruk. Buruk dimata manusia lebih baik daripada buruk dihadapan Allah swt”.
Share:

1 komentar: