Kata sebagian orang; pacaran itu punya dampak
positif. Katanya bisa nambah semangat. Maka jangan heran, pacaran ini digadang-gadang
menjadi saingan suplemen penambah semangat lainnya; seperti Extra Joss, Kukubima
Energi, dan Hemaviton Plus, sama satu lagi, Scott’s Emulsion, eh salah, itu
obat penambah tinggi badan deng.....
Kata sebagian orang lagi bilang; pacaran
itu adalah usaha buat cari jodoh. Yang gue heran, anak SMA, SMP, bahkan SD sama
PAUD udah mulai pacaran, apa gak keawalan ya?.
Oke, terserahlah lah mau bilang apa. Yang jelas kali
ini kita akan ulik sedikit hal-hal yang ada di balik pacaran, yang gak banyak dibahas dan dibicarakan di publik. Istilah untuk tulisan gue
kali ini adalah Pacaran Undercover. Jeng-jeng-jeng-jeng.....awas-awas air panas..!!
Selama ini kita melihat pacaran sebagai
aktivitas lumrah, biasa dan gak bertentangan sama norma-norma yang ada. Oke
fine. Gue gak mau debat sama kalian yang pacaran, entar gue malah dibully
lagi –karena belum move on dari mantan-. Masalahnya adalah; tidak banyak dari
kita yang ngebahas sisi gelap dari pacaran. Perlu keterbukaan dan kejujuran sih
sebenarnya. Makanya kali ini gue mau buka-bukaan, di kampung lagi panas
soalnya.
Nah, hal-hal yang gue sampain ini gue dapat
dari observasi. Dari mulai observasi non partisipan sampai observasi
partisipan. Dari mulai observasi di dunia nyata dan observasi di dunia maya. Sekarang
mah gak susah liat hidup orang lain. Di media sosial itu udah gudangnya
data-data kehidupan kita sehari-hari. Jadi gak susah deh liat kehidupan
anak-anak remaja zaman sekarang.
Nah, apa saja kenyataan yang gak banyak orang
tau dari pacaran, cekidot........
Pertama, dalam
pacaran, seseorang harus dapat untung atau paling tidak balik modal. Ternyata tidak
hanya dalam berdagang saja kita mencari untung. Tapi dalam pacaran juga ada
sistem kerja yang seperti ini; yaitu mencari untung. Gak bakal ada pacar yang rela hujan-hujanan
antar jemput gebetannya kalau gak ada untungnya. Tukang ojek aja ada bayarannya,
masak si cowok gak ada, nista banget idup. Ya, tapi upahnya tentu
berbeda-beda. Ada yang ngebales dengan kesetiaan, diupah dengan semakin sayang
dari pacar, atau dibales pake nasi bungkus harga 10 ribuan, atau paling tidak
harus setara dengan apa yang telah diusahakan oleh si pacar, misalkan; modal
belasan ribu dapat mengecup paha, modal puluhan ribu bisa mengemut dada. Paha
& dada ayam ya. Ngeres aja pikirannya.
Kedua, pacaran
itu harus rela berkorban. Jadi kalian yang pacaran sebenarnya adalah relawan
juga, sama kayak relawan gempa dan bencana. Rela berkorban ini juga macam-macam
bentuknya. Rela ngorbanin waktu. Rela ngorbanin tenaga. Rela ngorbanin harta. Bahkan
rela ngorbanin itunya,.......ilmunya maksudnya. Biasanya kan ada dari kita yang punya
pacar agak bego’an dikit, nah gebetannya lah yang ngajarin dia supaya pandai. Tapi
jadi relawan itu gak mudah lo. Harus ikhlas. Apalagi kalau pas putus, jadi sia-sia
deh pengorbanannya....Beruntunglah mereka yang pacaran dengan prinsip cari
untung, karena mereka pergi dengan keuntungan yang udah mereka dapat, misalkan
udah dapat dada tadi, dada ayam maksudnya.
Ketiga, pacaran itu menganut prinsip kebebasan. Ada hal
yang memang dilarang ketika pacaran; yaitu selingkuh. Selain daripada selingkuh
dibebaskan. Bebas bergaul dan berkomunikasi dengan temen cewek/cowok.
Bebas berekspresi di media sosial dengan mengunggah foto-foto sensasional
bahkan vulgar, misalkan berpose dengan telanjang kaki gak pake sandal, kan
vulgar tu. Kebebasan ini sebenarnya juga sama bahayanya dengan selingkuh,
karena ini bisa jadi jalan menuju selingkuh. Dari kebebasan itulah mereka punya
kesempatan untuk dapat yang lebih lagi daripada pacar mereka yang sebelumnya. Siapa
tau pas posting foto ganteng atau cantik ada yang tertarik. Akhirnya naksir dan
selingkuh deh. Mana kita tau. Rumput tetangga lebih hijau.
Keempat, pacaran
itu buat kecanduan. Nah baru tau kan?. Segala aktivitas yang buat kecanduan itu
biasanya gak bagus dan cenderung berbahaya, misalnya; Game, Rokok, Minuman
keras, Narkoba, Judi dan Pornografi. Nah pacaran ini juga ternyata bisa buat
kecanduan. Makanya gak banyak jomblo yang bertahan lama, mereka (jomblo) biasanya akan cari pacar lagi. Tapi tergantung juga, mereka udah TH berapa dalam pacaran, emang
COC. Level maksudnya. Dalam pacaran ada empat level; (1) Easy (mantan1-2 orang),
(2) Medium (mantan3-5 orang), (3) Hard (mantan 6-10 orang), (4) Expert (mantan
11- tak terbatas orang). Nah biasanya yang kecanduan ini mereka yang udah berada
pada level Hard dan Expert. Gue juga gak tau apa yang membuat mereka kecanduan. Apakah karena
rambut si pacar dapat mengeluarkan aroma nikotin?, atau belaian tangan pacar mengandung
kokain?, atau mungkin genggaman tangan pacar bisa membangkitkan kerja hormon
dopamine?. Kita masih belum tau pasti. Ini masih dalam tahap penelitian
kami....mungkin ada yang tau, bisa komen dibawah.....
Kelima, hal
yang jarang orang tau adalah; pacaran gak punya payung hukum. Sampai sekarang
belum ada yang berani ngajuin Draf RUU Pacaran ke DPR. Kerugiannya adalah; anda
gak bakal bisa ngelarang pacar anda mau
cari pacar baru selain anda. Makanya, bila ada yang selingkuh biasanya
diselesain dengan cara berantem bawa temen, minta bantu dukun, sampe nekat
membunuh. Nah kalau udah sampai ke tahap akhir ini baru ada payung hukumnya, yaitu mengenai
tindak kekerasan dan pembunuhan. Tapi RUU ilmu perdukunan juga belum disahkan
deng....
Kesimpulannya adalah; ada hal-hal yang bersifat
merugikan dalam pacaran. Pacaran gak semulus bulatan cilok buatan mamang. Jadi berfikirlah
sekali lagi untuk pacaran.
Kata temen gue; “mencintai gak harus memacari,
tapi yang baiknya adalah menikahi”
Ada lagi yang bilang begini; “kalau orang yang
anda cintai kemudian menikah dengan orang lain karena anda gak memacarinya,
maka itu lebih keren, dibanding anda memacari seseorang walaupun anda berhasil
menikahinya”.