Jumat, 10 Januari 2014

KITA MESTI SADAR!

Kesadaran akan kehidupan adalah suatu yang sangat penting, manusia perlu tau apa yang mesti ia lakukan dan apa yang mesti ia tinggalkan. Manusia mesti tahu diri alias nyadar diri, dari mana ia diciptakan, untuk apa ia diciptakan dan akan kembali ke mana ia setelah itu. Tak pantaslah bagi seorang manusia menyombongkan diri dengan segala apa yang ia rasa milik dia, padahal hanya titipan. Bagaimanapun, manusia hanyalah makhluk hina yang selayaknya ia merendahkan diri bukan malah meninggikan dirinya. Apa yang ada pada dirnya hanyalah titipan Allah swt yang menjadi modal untuk melaksankan sebuah kewajiban dan perintah dari Allah swt bukan malah menjadi modal untuk ingkar kepada Allah swt.
Di banyak ayat dalam Al-Qur’an Allah telah menyampaikan bahwa asal manusia tak lebih dari air yang hina. Terutama dalam surah al-kahfi ayat 37 yang menyatakan “Dia telah menciptakan manusia dari mani, tiba-tiba ia menjadi pembantah yang nyata”. Tidak dipungkiri lagi ayat ini, bahwa banyak manusia yang kemudian menjadi pembantah dalam kehidupannya. Sebabnya mungkin adalah tak sadarnya manusia akan penciptaannya yang diawali dari air yang hina itu.
Ketika manusia tak sadar akan awal dari penciptaanya ini, seketika ia tumbuh menjadi makhluk yang sempurna ia mulai menyombongkan diri. Ketika rambut sudah menghitam lebat, hidung sudah nampak mancung, wajah sudah terlihat cantik dan ganteng, badan sudah tegap dan kuat, pikiran sudah matang dan pandai beranalisis, di saat itulah manusia lupa akan kejadian asalnya dan mulai pamer badan dan menyombongkan diri.
Tidak hanya sombong saja, amanah yang diberikan oleh Allah kepadanya lewat rupa yang menawan itu ia gunakan dalam hal kemaksiatan. Bagi wanita, Kecantikan yang ada pada dirinya ia jual dengan harga yang begitu rendah, tak mengindahkan perintah Allah untuk menjaga dan menutupi diri. Ia pamerkan kemolekan tubuh yang menawan, ia sebarkan ke mana-mana dengan tujuan menggoda lelaki sehingga mau mampir untuk menyicipi keindahan fisiknya. Hal serupa bukan sesuatu yang langka dalam kehidupan kita sekarang, wanita-wanita yang menampakkan tubuh yang mesti ia tutup, sangat sering kita temukan dalam kehidupan baik di dunia nyata atau di dunia maya.
Ternyata kabar dari Rasulullah saw yang sudah ribuan tahun di belakang sana benar-benar terjadi di masa sekarang. Rasulullah saw bersabda “ada dua golongan ahli neraka yang belum pernah aku lihat, yaitu kaum yang membawa cambuk bagaikan ekor sapi yang mereka gunakan untuk memukul manusia. Dan para wanita yang berpakaian namun telanjang, berjalan melenggak-lenggok sambil menggoyangkan kepalanya seperti pundak unta yang miring. Mereka tidak akan memasuki surga dan bahkan tidak akan dapat mencium baunya. Padahal bau surga itu dapat dirasakan dari jarak sekian dan sekian.” (HR MUSLIM no:2128)
Sayangnya, hanya sedikit wanita-wanita muda penerus bangsa dan agama ini yang menyadari hal tersebut. mereka yang sadar, kemudian mantaati, tak mau menyia-nyiakan amanah yang telah Allah swt berikan. Dan bagi yang tak menyadari hal ini, pamer aurat adalah salah satu senjata buat memikat hati para pasangannya. Mereka tak mengerti hijab secara mendalam, bagi mereka hijab hanya menutup tubuh, atau bahkan lebih parah lagi, hijab hanya untuk aktivitas formal seperti di sekolah atau hanya di kampus, sesudahnya lepas semua. Hal inilah yang mesti diketahui oleh para wanita secara mendalam yang awalnya mereka mesti sadar dulu akan dirinya, bahwa dirinya diciptakan bukan buat pamer badan, bukan buat menyombongkan diri dan bermaksiat, tetapi untuk beribadah kepada Allah swt.
Tak hanya wanita, sikap tak sadarkan diri juga banyak terjadi pada lelaki yang kasusnya kurang lebih dengan wanita. Jika wanita pamer kecantikan, maka lelaki pamer dan  unjuk kebolehan serta kekuatan yang ujung-ujungnya hanya buat menyombongkan diri dan pamer. Para lelaki mencoba berusaha sekuat tenaga buat melakuin hal-hal yang menuju pada arah melanggar syari’at buat nampakin bahwa dirinya layak digelar dengan lelaki tangguh. Sehingga budaya barat yang menyajikan hal seperti itu direspon positif oleh mereka dan dijadikan ideologi buat naklukin kaum wanita.
Ada peryataan bahwa “nggak merokok nggak laki”, yang pernyataan ini diresapi oleh para lelaki mulai dari anak Sekolah Dasar sampai seterusnya. Untuk menunjukkan kelelakian mereka, merokok adalah caranya. Sehingga tak jarang kita lihat remaja-remaja sekarang menyematkan sebatang racun itu di kedua bibirnya. Parahnya hal itu juga dilakukan oleh lelaki yang belum masanya seperti anak SD,SMP, dan SMA. Tujuannya tak lain, supaya dianggap lelaki oleh para wanita.
Hal diatas hanya contoh kecil dan ringan, masih banyak hal lainnya yang terjadi seperti narkoba, pergaulan bebas, balap liar, dan hal-hal ekstrim tak bermanfaat lainnya yang mereka kerjakan buat nunjukkin dirinya hebat yang ujung-ujungnya hanya memunculkan sifat sombong, angkuh dan tujuannya yang gak baik.
Berbagai hal diatas sebenarnya adalah perwujudan manusia yang tak menyadari secara utuh akan dirinya, tak pernah merenung, introspeksi, memikirkan akan apa yang udah terjadi di masa sebelumnya dan memikirkan apa yang akan terjadi di masa yang akan datang. Sebagai orang yang beriman dan islam tentunya awal dari diri kita ini adalah hanya air yang hina yang kemudian Allah swt sempurnakan. Ketika kita tahu diri ini adalah berasal dari air yang hina, maka sepatutnya tidak ada rasa ingin menyombongkan diri sedikitpun dari diri kita. Haruslah muncul dalam diri kita sikap tawadhu’ dalam kehidupan dan menyadari akan tugas kita yang sebenarnya di dunia.
Ketika kita telah menyadari asal diri ini, maka sepatutnya kita merenungi pula tempat kembali kita yang hanyalah berukuran 2 kali 1 meter di dalam tanah, tak lebih. Tak ada gunanya apa yang telah kita usahakan di dunia ketika kenikmatan diputuskan pada hari itu. Manusia mesti sadar akan hal ini, manusia mesti tahu.
Tak ada kata terlambat buat bertaubat dan memulai islam yang kaffah. Tak ada kata terlambat buat mengkaji kembali islam yang benar, tak ada kata terlambat untuk semua itu. Karena rahmat dan ampunan Allah swt selalu terbuka bagi hambanya yang ingin kembali pada jalanNya.


Share:

0 komentar:

Posting Komentar