Rabu, 21 Juni 2017

TIPS BERLEBARAN DI RUMAH MANTAN



Salah satu indikator yang menunjukkan bahwa tulisan di suatu blog laris adalah banyaknya jumlah pembaca pada tulisan yang sudah diposting. Dan entah mengapa?, tulisan yang paling banyak dibaca di blog saya adalah tulisan dengan genre romance atau percintaan, dengan kata kunci “nikah”, “mantan”, “jomblo”, dan terma-terma sejenisnya. 

Mungkin hal itu dikarenakan usia pembaca saya yang kisaran usianya antara remaja sampai awal dewasa, yang ketika menemukan kata-kata dengan aroma percintaan hatinya langsung connect, “Nah ini gue banget ni”. 

Contohnya nggak usah jauh-jauh, misalkan saya sendiri, *Lahhh... (aib woi...aib) *Dihajar massa.
***
Agar blog saya tetap eksis di belantika hutan belantara, dengan senang hati saya akan memanjakan para pembaca dengan menulis sesuatu yang terkait dengan hal tersebut. Dan tulisan kali ini kata kuncinya adalah “mantan”.

Yah... Dulu saya pernah nulis cerpen mantan, dan kalau boleh jujur...itu sungguh memalukan. Untuk memperbaiki kesalahan tersebut, saya akan mencoba menulis tentang “mantan” tapi dengan tema yang semoga saja bisa tampak lebih cerdas dan menawan, yaitu “TIPS BERLEBARAN DI RUMAH MANTAN.”
 
sumber gambar: www.elmina-id.com
Masih kurang jantan ya?. *Garuk-garuk kepala. Bodo amat lah.

***
Seperti biasa, sebelum kita meluncur pada tips-tipsnya, ada baiknya saya sampaikan dulu latar belakang dari tulisan ini, karena tulisan yang baik adalah tulisan yang ada latar belakangnya. Kalau nggak ada latar belakang, dijamin, tulisan kamu bakal dicorat-coret oleh dosen penguji dan pembimbing (Skripsiphobia). 

Latar belakang dari tulisan ini adalah karena masih banyaknya orang-orang yang canggung untuk bersilaturahmi ke rumah mantan di saat hari lebaran. Kecanggungan ini disebabkan oleh banyak hal, seperti masih belum move on dari masa lalu, masih menyimpan dendam, tidak percaya diri, atau mungkin karena rumah mantan kejauhan (Rumah kamu di Sabang- rumah mantan di Merauke).

Menurut saya, seharusnya momen lebaran bisa dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya untuk menyelesaikan persengketaan masa lalu kamu dengan mantan. Lebaran adalah waktu yang tepat untuk merobohkan dendam, sakit hati, dan penyesalan yang masih bersarang di dalam diri kamu terhadap mantan, sehingga di hari yang fitri nanti, kamu tidak hanya bersih dari dosa, tapi juga bersih dari masa lalu yang kelam saat bersama dia. Ajeegilee... lebay banget ni penulis.

Dan untuk menghasilkan pertemuan yang berkualitas serta berkesan bersama mantan di hari lebaran, tentu saja ada hal-hal yang perlu kamu persiapkan. Nah apa saja hal tersebut?, check this out!.

Pertama, Jangan Ngobrolin Masa Lalu!.
Selasa pagi tanggal 20 Juni 2017 saya kebetulan nonton acara Sarah Sechan di Net TV. Salah satu bintang tamunya adalah Aura Kasih (salah satu mantan saya).

Ada hal yang cukup menarik dari obrolan antara Sarah dan Aura ketika membahas mantan.

“Apa tipsnya supaya sama semua mantan bisa bersahabat baik?,” tanya Sarah. “Itu penting banget lo, nggak semua orang bisa begitu,” tambahnya.

“Penting,” jawab Aura Kasih sambil malu-malu. “Ya... kalau kita ketemu kita bahas yang lebih positif dan produktif aja sih, misalkan -aku pribadi- bahas film, bahas politik, bahas buku. Jadi jangan bahas masa lalu, nggak move on kalau gitu,” jelas Aura Kasih sambil monyongin bibir.

Penonton Sarah langsung klepek-klepek seperti ikan yang yang dilempar ke daratan.

Intinya, bahas sesuatu yang positif dan produktif kalau ketemu mantan, bukan bahas masa lalu, karena itu akan menghambat laju move on kamu.

Nah gimana caranya agar pembahasan kamu menjadi positif dan produktif?. 

Caranya, jika mantan kamu seorang pebisnis, angkatlah topik mengenai dunia bisnis. Tanya kemajuan bisnisnya, pencapaian-pencapaian yang telah ia dapatkan dari bisnisnya, rencana bisnisnya ke depan dsb. Jika mantan kamu adalah seseorang yang peduli pendidikan, ngobrollah seputar dunia pendidikan. Dan jika mantan kamu sebentar lagi menikah...hmmm...lebih baik kamu segera pulang.

Jangan bahas masa lalu!. Misalnya, berdebat tentang siapa yang waktu itu mengatakan putus duluan. Atau bahas biaya waktu pacaran, tentang keuntungan dan kerugiaannya, jangan!. Ini bukan gedung pengadilan, tapi ini rumah mantan. Jadi hindari hal yang seperti itu.

Kedua, Tunjukkan Etika yang Baik Saat Berlebaran.
Ada tiga hal yang perlu diperhatikan ketika berlebaran di rumah mantan, yang saya singkat dengan 3 AN; pakaiAN, obrolAN, kelakuAN.

AN yang pertama (Pakaian). Usahakan gunakan pakaian yang rapi dan sopan. Jangan gunakan pakaian yang norak dan memalukan seperti kaos oblong dan celana boxer untuk pria, atau daster untuk wanita. Plisss...... ini rumah mantan bukan hutan.

AN yang kedua  (Obrolan). Saat kamu mengobrol dengan mantan, sisipkanlah materi-materi yang berbobot supaya kamu tampak lebih cerdas dan dewasa, seperti materi politik, ekonomi dan sosial. Jangan ngomongin hal remeh ala anak kecil, seperti ngomongin harga petasan cabe dan jenis kembang api. Jangan ya!. Itu malah akan membuat mantan kamu muntah-muntah di tempat. Dan jangan lupa juga, selipkan humor dalam obrolan untuk mencairkan suasana.

AN yang ketiga (Kelakuan). Perlihatkan kelakuan yang baik saat bertamu di hadapan mantan. Jangan bersikap lebay dan pecicilan seperti jungkir balik di sofa atau kayang di lantai. Selain itu, kelakuan dalam menyantap hidangan juga perlu diperhatikan. Makan dan minum secukupnya. Jangan malu-malu tapi jangan juga memalukan, misalnya makan kacang sukro dengan cara dilempar dulu ke udara setelah itu ditadah dengan mulut terbuka niruin lumba-lumba... jangan!.

Ketiga, Jangan Bawa Pacar/Gebetan
Nah ini hal yang sangat penting juga untuk saya ingatkan kepada kamu yang ingin berlebaran di rumah mantan. Perlu kamu renungi, tujuan kamu lebaran ke rumah mantan adalah ingin kembali fitri, ingin menggenahkan masa lalu yang berantakan dengan cara membuka lembaran baru dengan penuh kelegaan setelah baikan sama mantan. Jadi jangan ada lagi suasana panas dan menegangkan.

Dan membawa pacar atau gebetan berlebaran ke rumah mantan adalah tindakan fatal yang bisa menimbulkan suasana panas dan menegangkan. Bukannya maaf-maafan, yang ada malah jambak-jambakkan.

Keempat, Bawa Teman yang Asik.
Saya rasa sangat jarang sekali ada orang yang berlebaran sendirian. Paling tidak, mestilah ada satu orang yang nemenin. Nah untuk kamu yang akan berlebaran ke rumah mantan, usahakan bawa satu teman untuk nemenin kamu, lumayan kan ada obat nyamuk.

Beberapa kriteria teman yang layak dibawa ke tempat mantan adalah: teman yang kamu bawa sudah kenal dengan mantan agar ngobrol jadi lebih nyaman. Jangan bawa teman yang polos agar aib-aib kamu terjaga. Dan usahakan teman yang kamu bawa bukan mantan atau pacar dari mantan kamu, karena itu bisa berbahaya.

Kelima, Pelajari Bahasa Tubuh.
Nah ini termasuk hal yang cukup penting, namun hukumnya dalam dunia perkomunikasian adalah sunnah ghairu muakkad, pekerjaan yang tidak terlalu dianjurkan, tapi kalau mau dilakukan, mengapa tidak?. 

Mempelajari bahasa tubuh. 

Mengapa penting?. 

Karena ketika kamu mengetahui bahasa tubuh seseorang atau lawan bicaramu, maka kamu akan tahu apa yang harus kamu lakukan terhadap dirinya. 

Saya akan memberi tahu beberapa bahasa tubuh yang sering muncul saat berkomunikasi sekaligus makna tersirat dari bahasa tubuh tersebut. Pengetahuan ini saya ambl dari buku The Master Book Of Psychology tulisan Harfi Muthia Rahmi, M. Psi.

Pertama, memalingkan pandangan mata. Hal ini lumayan sering terjadi. Jika lawan bicaramu (mantan) memalingkan pandangan mata, itu berarti dia sedang marah kepadamu. Dan marah tidak selalu dikarenakan masalah yang besar, bisa saja hal kecil seperti kamu sedang membicarakan kejelekan dia di masa lalu saat bersamamu, atau mungkin saat itu kamu sedang ngotorin sofanya dengan air sirup yang dia hidangkan, itu ngeselin banget biasanya. Hehehe.

Kedua, mengetuk jari jemari di atas meja atau di lengan kursi. Kamu pasti sering lihat yang beginian. Itu tanda bahwa orang tersebut tidak sabar menunggu lawan bicaranya untuk menyelesaikan aktivitas yang sedang lawan bicaranya lakukan. 

Jika kamu melihat mantan kamu mengetukkan jari jemari di lengan kursinya, itu pertanda bahwa dia minta kamu agar cepat-cepat nyelesain aktivitas yang sedang kamu kerjakan. Jika kamu sedang membicarakan sesuatu dan dia mengetukkan jari-jemarinya, maka berhentilah membicarakan hal tersebut. Karena bisa jadi pembicaraan itu cukup membosankan untuknya. Atau bisa juga itu pertanda agar kamu segera pulang, mungkin karena kamu sudah terlalu lama bertamu ke rumahnya.

Ketiga, menarik nafas panjang. Menarik nafas panjang adalah tanda bahwa lawan bicaramu (mantan) sedang kecewa atau tidak suka dengan apa yang kamu sampaikan. Jika kamu melihat mantan kamu melakukan hal tersebut, segeralah koreksi perkataanmu. Mungkin ada perkataan yang telah kamu lontarkan yang membuat dirinya kecewa. Tapi kalau kamu merasa perkataanmu biasa-biasa saja dan mantan kamu tetap narik nafasnya panjang-panjang, itu artinya mantan kamu asmanya sedang kambuh, segera bawa ia ke rumah sakit terjauh.

Keempat, Bermain-main dengan aksesoris yang ada di tubuhnya. Sering lihat?. Ya, biasanya cewek akan memainkan gelangnya atau pernak-pernik yang ada di pakaiannya, atau yang cowok biasanya memainkan gelang jam tangannya. Jika kamu melihat lawan bicara (mantan) kamu seperti itu, itu artinya dia sedang bimbang. 

Dalam konteks bertamu, biasanya si tuan rumah atau lawan bicaramu bimbang, “Ini tamu gimana cara ngusirnya?.”

Kelima, menyentuh hidung. Kita seringkali melihat lawan bicara kita menyentuh hidung saat bercerita. Itu tandanya dia sedang berbohong. Jadi jika kamu menemukan lawan bicaramu (mantan) menyentuh hidung, maka jangan terlalu diseriusin perkataannya, karena besar kemungkinan itu hanya bualan belaka.

“Eh kamu kapan nikah?.”

“Abis lebaran ini,” jawab mantanmu sambil menyentuh hidung.

Nah itu artinya dia sedang bohong, jangan terlalu dipercaya. 

Tapi kamu harus teliti juga, lihat kondisi. Karena biasanya ada orang yang nyentuh hidung karena memang ada sesuatu di hidungnya, seperti upil yang belum dibersihkan atau jerawat yang menyakitkan.

Keenam, merapikan baju. Nah ini adalah tanda yang bagus sekali buat kamu. Jika kamu melihat mantanmu merapikan baju, itu artinya dia sedang tertarik kepadamu. Merapikan baju adalah usaha agar dia tampak sempurna di hadapan kamu. Ini satu pertanda bahwa kamu berada di posisi yang mantap, jadi pertahankan terus posisi tersebut. Tapi hati-hati juga ya, jangan terlalu ke-GEER-an. Anggap saja itu suplemen penambah rasa percaya diri.

Mungkin cukup enam saja bahasa tubuh yang bisa saya sampaikan di tulisan ini. Kalau mau dilanjutin, saya khawatirnya tulisan ini malah jadi buku psikologi karena masih ada puluhan bahasa tubuh yang bisa disampaikan, bahkan ada cara mengenal lawan bicaramu melalui sidik jari. Tapi kan nggak mungkin kamu berlebaran ke rumah mantan sambil periksa sidik jari mantan kamu, emangnya mau olah TKP.

Tips Terakhir, Pastikan Bahwa Kamu Punya Mantan.
Oke cukup sekian tips mudik dari saya, eh salah, tips berlebaran di rumah mantan dari saya. Dan jika kamu perhatikan tips-tips di atas secara cermat, maka sebenarnya tips di atas tidak hanya bermanfaat saat kamu berlebaran di rumah mantan saja, tapi juga bisa kamu terapkan saat berlebaran di rumah keluarga dan teman. Jadi judul ini saya buat hanya untuk menarik perhatian kamu agar mau membaca saja, hehehe. Kena deh...*ngedipin mata ala Pandji Pragiwaksono.

Semoga tahun ini lebaran kamu makin sukses, makin banyak bersilaturahmi dan bermaaf-maafan. 

Selamat Hari Raya Idul Fitri. Minal ‘Aidin wal Faizin. Mohon Maaf Lahir dan Batin.

Sekian.

Share:

Sabtu, 17 Juni 2017

SEJARAH PERADABAN KELAS B



Latar Belakang Penulisan
Sukarno pernah mengatakan “JAS MERAH” dalam pidato terakhirnya di tahun 1966 yang artinya jangan sekali-kali meninggalkan sejarah (Vivanews, 2013). Setelah mengingat perkataan tersebut, jiwa penulis terasa bergairah dan raga penulis menjadi tergerak untuk mengumpulkan kembali fragmen-fragmen sejarah peradaban Negara kelas B -yang sudah lama diabaikan- untuk dijadikan sebuah kesatuan sejarah yang mengagumkan atau mungkin juga malah memalukan.

Salah satu alasan mengapa penulis tertarik sekali untuk merajut kembali untaian sejarah peradaban Negara kelas B ialah karena belum ada satupun sejarawan besar dunia yang meneliti dan menulis sejarah peradaban Negara tersebut. Thomas Stamford Raffles menulis sejarah Jawa,  Alfred Russel Wallace menulis sejarah Nusantara, Frederick Wells W menulis sejarah Cina, Arnold Toynbee menulis sejarah Jejak Peradaban Manusia dari 500 SM-Abad XX, Richard D. Heffner menulis sejarah Amerika Serikat, Seutonius menulis Catatan Sejarah Raja Romawi. Lalu siapa yang menulis sejarah peradaban Negara kelas B?. Tidak ada.

Oleh karena itulah, sebagai salah satu manusia yang pernah hidup di zaman berdirinya Negara kelas B, penulis merasa bertanggung jawab untuk menuliskan sejarah peradaban negara tersebut dan menunjukkannya pada dunia bahwa Negara kelas B pernah eksis di belahan bumi khatulistiwa. Semoga catatan sejarah peradaban ini bisa bermanfaat untuk anak cucu kita kelak, dan juga berguna bagi mereka yang ingin meneliti lebih lanjut mengenai peradaban yang sungguh lucu ini.

SUMBER GAMBAR: http://mrpetblogs.blogspot.co.id


***
Sejarah Berdirinya Negara Kelas B

Negara Kelas B berdiri pada awal abad 21 Masehi atau lebih tepatnya pada tahun 2012 akhir. Kelas B ditetapkan sebagai negara resmi melalui kongres yang diselenggarakan oleh para anggota Tata Usaha (TU) di jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) pada pertengahan tahun 2012. 

Di dalam foto ini ada beberapa manusia yang akan survive dan bakal hidup di Negara kelas B seperti Peri, Beni, Rian, Yogi dan Rasyid.
Setelah negara ini resmi berdiri, maka diadakanlah pemilihan presiden pertama untuk memimpin Negara kelas B. Saat itu yang menjadi calon presiden hanya ada dua orang; Muhammad Ani dan Muhammad Lutfi. Pemilihan dilakukan melalui mekanisme “tulis di kertas” dengan prinsip demokratis, jujur, adil dan transparan.

Dari hasil pemilihan umum tersebut, terpilihlah Muhammad Ani sebagai presiden pertama yang akan memimpin Negara kelas B dengan masa jabatan satu semester. Kemenangan Muhammad Ani sebagai presiden pertama dirayakan oleh para tim sukses dengan melambung-lambungkan Muhammad Ani hingga tercebur ke dalam selokan.

Sejak terpilihnya Muhammad Ani sebagai presiden pertama, Negara kelas B mulai membangun peradabannya. Secara garis besar, peradaban Negara kelas B dibagi menjadi tiga zaman (periode), yaitu zaman kegelapan, zaman kebangkitan dan zaman teknologi informasi. 

***
Zaman Kegelapan

Secara umum, zaman kegelapan ini ditandai dengan ketakutan, kekolotan, dan keabsurdan mayoritas masyarakat di Negara kelas B dalam berbagai hal; keilmuan, etika, moral dan kebudayaan.

Dalam bidang keilmuan, banyak masyarakat yang masih takut untuk bersuara di depan umum (berpendapat, bertanya dan menjawab). Freedom of Speech merupakan barang langka yang diciptakan sendiri oleh masyarakatnya, bukan karena kungkungan penguasa.

Misalnya:

“Ada yang ingin ditanyakan?,” tanya seorang Dosen.

“Krikkk...krikkk...krikk” (hanya terdengar suara jangkrik).

...

“Ada yang mau menjawab?,” tanya seorang Dosen di sesi lain.

“Krakkk....krukkk...krakkk...krukkk” (Feri diam-diam menggaruk selangkangan).

...

“Ada yang ingin menyampaikan pendapat?, silahkan!,” pinta seorang Dosen di sesi yang lain.

“Hoammm...” (Rio mengantuk).

...

Selain itu, ciri-ciri zaman kegelapan dalam bidang keilmuan lainnya dapat dilihat dari peninggalan berupa artefak-artefak kuno (makalah) di Negara kelas B. Ada dua ciri utama yang terdapat pada artefak (makalah) pada zaman kegelapan; pertama belum bisa menghilangkan jejak copy paste (tulisan masih berwarna, bergaris bawah, dan tidak rapi). Kedua, copy paste dari sumber yang tidak tepercaya (blogspot anak alay atau laman facebook anonim).

Pada periode ini, kebudayaan berbusana masyarakat Negara kelas B masih belum bisa beradaptasi dengan keadaan. Yang pria dan wanita masih suka mengenakan pakaian yang berwarna nyentrik sehingga terkadang tidak sinkron antara baju dan celana. Pria masih sering menggunakan sepatu sneaker yang biasa digunakan saat santai atau mengintai mantan di taman. Sementara wanita masih doyan menggunakan sepatu sendal yang terbuat dari karet lembek, yang apabila dijemur di bawah sinar matahari maka benda tersebut akan meleleh kepanasan.

Gaya berpakaian di zaman kegelapan.
Etika dan moral masyarakat pada zaman kegelapan masih begitu konyol dan absurd. Salah satu keabsurdan masyarakat pada zaman kegelapan bisa kita lihat pada sebuah gambar yang penulis temukan di galeri museum facebook.

Kelakuan salah satu rakyat di Negara kelas B pada zaman kegelapan.
Namun, zaman kegelapan pada akhirnya mulai menunjukkan perubahan. Hal tersebut ditandai dengan kebangkitan semangat berpendapat yang dipelopori oleh dua tokoh terkemuka, yaitu Muhammad Ani (presiden pertama) dan Muhammad Lutfi.

Muhammad Lutfi adalah tokoh pembaharu yang berasal dari kaum santri. Ia sudah terbiasa berdiskusi di wilayahnya. Ia juga seorang pecandu buku terbitan Paramadina. Ia mengaku mengidolakan tokoh pembaharuan seperti Nurcholish Madjid di Indonesia dan Muhammad Iqbal di Pakistan. 
 
Di tengah adalah salah satu tokoh pembaharuan di Negara kelas B (Muhammad Lutfi). Anda jangan heran, begitulah kelakuannya.
Sementara itu, presiden pertama yaitu Muhammad Ani juga turut serta membangkitkan semangat rakyatnya untuk berani bersuara pada ajang diskusi yang diselenggarakan di kelas. Salah satu trik yang dilakukan oleh Muhammad Ani untuk memancing para rakyat agar mau bersuara adalah dengan cara melemparkan pertanyaan sulit yang terkadang memang tidak perlu dipertanyakan. Misalnya, “Buat apa kita kuliah?.” “Duluan mana telur atau kepompong?.” “Mengapa kita bernafas?.” Dsb.

Dua tokoh inilah yang pertama kali membuka keberanian masyarakat untuk berani bersuara. 

Kepemimpinan Muhammad Ani tidak berlangsung lama, ia hanya mampu bertahan memimpin negara sepanjang satu semester. Integritas dan kredibiltas kepemimpinan Muhammad Ani mulai diragukan oleh masyarakat semenjak ia bersikap masa bodoh terhadap nilai ujian masyarakat di Negara kelas B.

Pada semester dua, kepemimpinan digantikan oleh Feri. Ia resmi menjadi presiden lewat pemilihan umum dengan mekanisme yang sama dengan pemilihan sebelumnya, yaitu melalui tulis di kertas. Budaya pemilihan presiden dengan cara tersebut tidak pernah digantikan oleh komisi pemilihan umum Negara kelas B karena cara tersebut dinilai sangat praktis, cepat, dan hemat biaya. Feri bahkan didaulat menjadi presiden seumur hidup oleh rakyat di Negara kelas B karena kepemimpinannya dinilai baik dan bertanggung jawab alias mau disuruh-suruh (Jokowi harus banyak belajar dari presiden Feri).

Pada zaman kepemimpinan Feri, Muhammad Lutfi sempat menghebohkan masyarakat dengan fatwanya yang kontroversial pada semester tiga, yaitu “Pacaran adalah iman yang paling sempurna”. Lutfi menilai pacaran sesuai dengan definisi iman, yaitu mulai muncul dari hati, diungkapkan dengan perkataan dan diamalkan dengan perbuatan. Saya yakin, ketua Jaringan Islam Liberal (JIL) seperti Ulil Abshar Abdalla pun akan angkat tangan bila mendengar statement dari Muhammad Lutfi tersebut.

Muhammad Lutfi juga pernah memfatwakan bahwa sekolah adalah pembodohan karena sekolah hanya menghabiskan waktu, biaya dan tenaga. Menurutnya, sekolah juga telah banyak melahirkan  para koruptor, pencuri, dsb.

Dominasi pemikiran Muhammad Lutfi yang kontroversial inilah yang dirasa penulis menjadi cikal bakal tumbuhnya gerakan Islamis Fundamental di kelas B. Gerakan ini dipelopori oleh Feri, Sam Haji, dan Laura. Mereka mencoba menjadi penyeimbang terhadap pemikiran tokoh pembaharuan Muhammad Lutfi. Hal ini juga sekaligus menjadi cikal bakal runtuhnya zaman kegelapan yang nantinya akan digantikan dengan zaman kebangkitan.
*** 

Zaman Kebangkitan

Lahirnya zaman kebangkitan ini ditandai dengan munculnya banyak tokoh-tokoh baru yang mulai berani mengemukakan pendapat. Sebagaimana yang telah penulis sampaikan sebelumnya, zaman kebangkitan ini dilatarbelakangi oleh perlawanan para tokoh-tokoh baru terhadap dominasi fatwa kontroversial yang dikeluarkan oleh tokoh pembaharuan Muhammad Lutfi.

Tokoh-tokoh awal yang memelopori lahirnya zaman kebangkitan ini adalah Sam Haji, Feri dan Laura. Mereka bertiga dikenal dengan trisula khilafah. Trisula khilafah meyakini bahwa sistem demokrasi saat ini menjadi penyebab utama munculnya berbagai masalah dalam banyak sektor. Oleh karena itu, sistem demokrasi mesti diganti dengan sistem khilafah. 

Sam Haji sendiri mengaku ideologi yang ia bawa di kelas terinspirasi dari tokoh-tokoh besar seperti Ismail Yusanto, Hj. Irene Handono, dan Felix Y. Siauw yang berlanjut pada masuknya ia ke dalam ruang organisasi tersebut. 
 
Sam Haji sedang memperdalam wawasan.
Sementara itu, Feri sudah lebih dulu mengetahui ideologi ini dari orang tuanya yang menjadi anggota Jama’ah Muslimin (Hizbullah) Indonesia (bukan Hizbullah Lebanon) yang mana sama-sama meyakini akan wujudnya khilafah di akhir zaman. Kesamaan pandagan inilah yang membawa Feri bergabung bersama Sam Haji dan Laura.
 
Kedekatan Feri dengan Sam Haji saat mengampanyekan sistem Khilafah. Takbir!!!
Muhammad Lutfi sangat tidak setuju dengan ideologi yang dibawa oleh ketiga tokoh di atas. Dalam setiap diskusi, ketika ketiga tokoh tersebut mengatakan Khilafah adalah solusi dari berbagai permasalahan, maka dengan cepat pula Muhammad Lutfi menyambar usulan tersebut dan menolak tegas ide tersebut dengan mengatakan bahwa negara ini adalah negara multikultural, multietnis dan plural. Jangan sampai kekuasaan dan peraturan hanya dikendalikan oleh satu kelompok.

Muhammad Lutfi tidak berjuang sendiri, ia dibantu oleh salah satu tokoh humanis bernama Ahmad Firdaus. Meskipun Ahmad Firdaus tidak pernah satu kali pun menyampaikan statement bahwa ia mendukung Muhammad Lutfi, namun jelaslah bahwa mereka berdua memiliki kesamaan, yaitu tidak sepakat dengan konsep khilafah. Ahmad Firdaus menegaskan bahwa sistem khilafah sangat sulit diterapkan di zaman sekarang.

Ahmad Firdaus adalah salah satu tokoh yang mulai belajar tentang ideologi dunia sejak tahun 2014. Pencarian itu membuat dirinya tertarik kepada satu ideologi yaitu humanisme. Dua tokoh yang menjadi acuannya adalah Mahatma Gandhi dan Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Humanisme itu sendiri menurut beliau sederhananya adalah memanusiakan manusia. Di dalam Islam, konsep ini tercermin dalam rumusan Maqashid Syariah atau jaminan atas lima hal mendasar yaitu hak hidup, beragama, memelihara keturunan, memiliki harta, dan keselamatan fisik.
Proses pencarian ideologi oleh seorang Ahmad Firdaus sekaligus pencarian calon istri.
Di zaman kebangkitan ini tidak hanya menampilkan suasana perdebatan antara trisula khilafah dengan Muhammad Lutfi dan Ahmad Firdaus. Tapi di zaman ini pula -di wilayah lain- lahir tokoh-tokoh yang mulai memperdalam wawasannya seperti Abdur Rasyid, Kurniawan Riantoso dan Benny Subandi. 

Abdur Rasyid mulai rajin melahap karya Habiburrahman El Shirazy dan Buya Hamka serta rajin mengikuti ceramah Zakir Naik di internet. Kurniawan Riantoso mulai rajin mengonsumsi kajian-kajian yang dibawakan oleh Ust. Abdul Somad dan Mustafa Umar serta membaca karya Buya Hamka. Benny Subandi pun demikian, ia mulai tertarik untuk mengkaji karya Iman Syafi’i.

Dua tokoh yang bisa dikatakan begitu akrab adalah Abdur Rasyid dan Kurniawan Riantoso, karena mereka sama-sama menyukai karya-karya Buya Hamka. Sementara Beni sendiri adalah seorang tokoh sufistik yang senang hidup menyendiri sehingga tidak banyak orang yang mengetahui keberadaannya.
 
Benny Subandi seorang tokoh sufistik yang gemar menyendiri di gua-gua.
Demikianlah cuplikan dari zaman kebangkitan, yang mana ditandai dengan keberanian berpendapat dan semangat dalam mengkaji serta mempelajari ilmu dari para tokoh-tokoh besar.
*** 

Zaman Teknologi dan Informasi

Pesatnya kemajuan teknologi dan informasi juga berdampak pada peradaban di Negara kelas B. Perubahan ini ditandai dengan berpindahnya selera masyarakat dalam menggunakan gadget. Masyarakat yang awalnya pengguna gadget dengan sistem operasi Java banyak berpindah ke gadget dengan sistem operasi android.

Dengan adanya gadget android serta menjamurnya media sosial membuat arena perdebatan berubah dari yang awalnya bertatap langsung di ruang kelas menjadi berbaku hantam di media sosial. Tindakan-tindakan perdebatan di media sosial dilakukan dengan cara menshare meme, foto, video dan status yang bernada satir. Bahkan jika mereka sedikit pintar dan sedang mendapatkan pencerahan, tokoh-tokoh yang bergulat di media sosial bisa membuat status cerdas dan no plagiat namun tetap dengan nada satir yang bakal menyakitkan bagi pihak lawan.

Pada zaman ini, muncul satu tokoh baru yang sebelumnya pada zaman kebangkitan tidak terlihat kejelasan dari arah pemikirannya, yaitu Danny Pranata. Ia muncul pada momen aksi bela ulama menjalar di dunia maya. Tentu saja Danny menjadi salah satu simpatisan yang pro terhadap aksi bela ulama. Ia juga sering menyebarkan opini-opini yang berasal dari kelompok yang ia ikuti.

Peristiwa aksi bela ulama semakin menegaskan keberpihakan para tokoh di Negara kelas B, yang mana kelompok Islamis fundamental diwakili oleh Feri dan Sam Haji. Kelompok Islamis moderat diwakili oleh Abdur Rasyid, Kurniawan Riantoso, Danny Pranata dan Benny Subandi. Sementara kubu nasionalis sekuler diwakili oleh Ahmad Firdaus dan Muhammad Lutfi.

Jadi dapat disimpulkan bahwa ciri khas dari zaman teknologi dan informasi ini ditandai dengan sangat besarnya pemanfaatan internet dan gadget dalam menyampaikan pemikirannya. Pada zaman ini pula para tokoh semakin memperlihatkan keekslusifan mereka dalam berkelompok dan berideologi.
 ***

Kehancuran Negara Kelas B

Pada tahun 2016, Negara kelas B mulai mengalami kehancuran. Hal ini tidak disebabkan oleh pertikaian antar para tokoh, melainkan karena presiden kedua yaitu Feri yang terpilih seumur hidup mengundurkan diri dari jabatannya. Mundurya presiden Feri dari jabatannya membuat beberapa tokoh lain seperti Muhammad Lutfi dan Minal Ridho turut hengkang dari Negara kelas B pada tahun yang sama.

Pada tahun berikutnya, yaitu di tahun 2017, beberapa tokoh menyusul keluar dari Negara kelas B seperti Kurniawan Riantoso, Abdur Rasyid, Perisai Supra Yogi dan Danny Pranata. Rencananya pada tahun 2017, Sam Haji dan Laura ikut hijrah dari Negara kelas B.

Dua tokoh besar yang masih bertahan di Negara kelas B adalah Ahmad Firdaus dan Benny Subandi. Dalam hal ini, Ahmad Firdaus dan Benny Subandi membuktikan bahwa mereka berdua adalah seorang idealis sejati. Mereka juga memiliki jiwa nasionalis yang tinggi terhadap Negara kelas B, hal itu dapat dilihat dari keputusannya yang matang untuk tetap bertahan di Negara kelas B di tengah kemelut yang tak berkesudahan.
*** 

Persamaan yang Menyatukan

Meskipun saling berbeda dalam hal pemikiran dan ideologi, semua tokoh di atas sepakat untuk tidak setuju dengan adanya aksi kekerasan dan teror dalam menyebarkan paham dan keyakinan. Semua tokoh mengutuk keras aksi bom bunuh diri dan bom panci. Dari kesamaan itulah, penulis optimis bahwa tokoh-tokoh ini masih bisa dipersatukan dalam satu Negara yang baru di kemudian hari.

Mungkin hanya sebatas inilah kemampuan penulis untuk menyampaikan kepada publik mengenai sejarah peradaban Negara kelas B. Penulis sangat berharap kritik dan saran dari pembaca sekalian demi kesempurnaan tulisan ini. Penulis juga berharap sekali ada pelakon sejarah Negara kelas B yang sudi membaca tulisan ini dan memberitahukan kepada penulis terkait kekurangan data yang tidak dimasukkan ke dalam narasi sejarah, atau mungkin ada bagian-bagian yang masih kurang lucu silahkan disampaikan.

Terima kasih atas perhatiannya. Wassalam...salam jas merah.

Share: