Salah
satu indikator yang menunjukkan bahwa tulisan di suatu blog laris adalah banyaknya
jumlah pembaca pada tulisan yang sudah diposting.
Dan entah mengapa?, tulisan yang paling banyak dibaca di blog saya adalah
tulisan dengan genre romance atau
percintaan, dengan kata kunci “nikah”, “mantan”, “jomblo”, dan terma-terma
sejenisnya.
Mungkin
hal itu dikarenakan usia pembaca saya yang kisaran usianya antara remaja sampai
awal dewasa, yang ketika menemukan kata-kata dengan aroma percintaan hatinya
langsung connect, “Nah ini gue banget
ni”.
Contohnya
nggak usah jauh-jauh, misalkan saya sendiri, *Lahhh... (aib woi...aib) *Dihajar
massa.
***
Agar
blog saya tetap eksis di belantika hutan belantara, dengan senang hati saya
akan memanjakan para pembaca dengan menulis sesuatu yang terkait dengan hal
tersebut. Dan tulisan kali ini kata kuncinya adalah “mantan”.
Yah...
Dulu saya pernah nulis cerpen mantan, dan kalau boleh jujur...itu sungguh
memalukan. Untuk memperbaiki kesalahan tersebut, saya akan mencoba menulis
tentang “mantan” tapi dengan tema yang semoga saja bisa tampak lebih cerdas dan
menawan, yaitu “TIPS BERLEBARAN DI RUMAH MANTAN.”
Masih
kurang jantan ya?. *Garuk-garuk kepala. Bodo amat lah.
***
Seperti
biasa, sebelum kita meluncur pada tips-tipsnya, ada baiknya saya sampaikan dulu
latar belakang dari tulisan ini, karena tulisan yang baik adalah tulisan yang
ada latar belakangnya. Kalau nggak ada latar belakang, dijamin, tulisan kamu
bakal dicorat-coret oleh dosen penguji dan pembimbing (Skripsiphobia).
Latar
belakang dari tulisan ini adalah karena masih banyaknya orang-orang yang
canggung untuk bersilaturahmi ke rumah mantan di saat hari lebaran. Kecanggungan
ini disebabkan oleh banyak hal, seperti masih belum move on dari masa lalu, masih menyimpan dendam, tidak percaya diri,
atau mungkin karena rumah mantan kejauhan (Rumah kamu di Sabang- rumah mantan
di Merauke).
Menurut saya, seharusnya momen lebaran bisa dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya untuk
menyelesaikan persengketaan masa lalu kamu dengan mantan. Lebaran adalah waktu
yang tepat untuk merobohkan dendam, sakit hati, dan penyesalan yang masih
bersarang di dalam diri kamu terhadap mantan, sehingga di hari yang fitri
nanti, kamu tidak hanya bersih dari dosa, tapi juga bersih dari masa lalu yang
kelam saat bersama dia. Ajeegilee...
lebay banget ni penulis.
Dan
untuk menghasilkan pertemuan yang berkualitas serta berkesan bersama mantan di
hari lebaran, tentu saja ada hal-hal yang perlu kamu persiapkan. Nah apa saja
hal tersebut?, check this out!.
Pertama, Jangan Ngobrolin Masa Lalu!.
Selasa
pagi tanggal 20 Juni 2017 saya kebetulan nonton acara Sarah Sechan di Net TV. Salah
satu bintang tamunya adalah Aura Kasih (salah satu mantan saya).
Ada
hal yang cukup menarik dari obrolan antara Sarah dan Aura ketika membahas
mantan.
“Apa
tipsnya supaya sama semua mantan bisa bersahabat baik?,” tanya Sarah. “Itu
penting banget lo, nggak semua orang bisa begitu,” tambahnya.
“Penting,”
jawab Aura Kasih sambil malu-malu. “Ya... kalau kita ketemu kita bahas yang
lebih positif dan produktif aja sih, misalkan -aku pribadi- bahas film, bahas
politik, bahas buku. Jadi jangan bahas masa lalu, nggak move on kalau gitu,” jelas Aura Kasih sambil monyongin bibir.
Penonton
Sarah langsung klepek-klepek seperti
ikan yang yang dilempar ke daratan.
Intinya,
bahas sesuatu yang positif dan produktif kalau ketemu mantan, bukan bahas masa
lalu, karena itu akan menghambat laju move
on kamu.
Nah
gimana caranya agar pembahasan kamu menjadi positif dan produktif?.
Caranya,
jika mantan kamu seorang pebisnis, angkatlah topik mengenai dunia bisnis. Tanya
kemajuan bisnisnya, pencapaian-pencapaian yang telah ia dapatkan dari
bisnisnya, rencana bisnisnya ke depan dsb. Jika mantan kamu adalah seseorang yang
peduli pendidikan, ngobrollah seputar dunia pendidikan. Dan jika mantan kamu sebentar
lagi menikah...hmmm...lebih baik kamu
segera pulang.
Jangan
bahas masa lalu!. Misalnya, berdebat tentang siapa yang waktu itu mengatakan
putus duluan. Atau bahas biaya waktu pacaran, tentang keuntungan dan
kerugiaannya, jangan!. Ini bukan gedung pengadilan, tapi ini rumah mantan. Jadi
hindari hal yang seperti itu.
Kedua, Tunjukkan Etika yang Baik Saat
Berlebaran.
Ada
tiga hal yang perlu diperhatikan ketika berlebaran di rumah mantan, yang saya
singkat dengan 3 AN; pakaiAN, obrolAN, kelakuAN.
AN
yang pertama (Pakaian). Usahakan gunakan pakaian yang rapi dan sopan. Jangan gunakan
pakaian yang norak dan memalukan seperti kaos oblong dan celana boxer untuk pria, atau daster untuk
wanita. Plisss...... ini rumah mantan
bukan hutan.
AN
yang kedua (Obrolan). Saat kamu mengobrol
dengan mantan, sisipkanlah materi-materi yang berbobot supaya kamu tampak lebih
cerdas dan dewasa, seperti materi politik, ekonomi dan sosial. Jangan ngomongin
hal remeh ala anak kecil, seperti ngomongin harga petasan cabe dan jenis
kembang api. Jangan ya!. Itu malah akan membuat mantan kamu muntah-muntah di
tempat. Dan jangan lupa juga, selipkan humor dalam obrolan untuk mencairkan
suasana.
AN
yang ketiga (Kelakuan). Perlihatkan kelakuan yang baik saat bertamu di hadapan
mantan. Jangan bersikap lebay dan
pecicilan seperti jungkir balik di sofa atau kayang di lantai. Selain itu,
kelakuan dalam menyantap hidangan juga perlu diperhatikan. Makan dan minum secukupnya.
Jangan malu-malu tapi jangan juga memalukan, misalnya makan kacang sukro dengan
cara dilempar dulu ke udara setelah itu ditadah dengan mulut terbuka niruin
lumba-lumba... jangan!.
Ketiga, Jangan Bawa Pacar/Gebetan
Nah
ini hal yang sangat penting juga untuk saya ingatkan kepada kamu yang ingin
berlebaran di rumah mantan. Perlu kamu renungi, tujuan kamu lebaran ke rumah
mantan adalah ingin kembali fitri, ingin menggenahkan masa lalu yang berantakan
dengan cara membuka lembaran baru dengan penuh kelegaan setelah baikan sama
mantan. Jadi jangan ada lagi suasana panas dan menegangkan.
Dan
membawa pacar atau gebetan berlebaran ke rumah mantan adalah tindakan fatal
yang bisa menimbulkan suasana panas dan menegangkan. Bukannya maaf-maafan, yang
ada malah jambak-jambakkan.
Keempat, Bawa Teman yang Asik.
Saya
rasa sangat jarang sekali ada orang yang berlebaran sendirian. Paling tidak,
mestilah ada satu orang yang nemenin. Nah untuk kamu yang akan berlebaran ke
rumah mantan, usahakan bawa satu teman untuk nemenin kamu, lumayan kan ada obat
nyamuk.
Beberapa
kriteria teman yang layak dibawa ke tempat mantan adalah: teman yang kamu bawa
sudah kenal dengan mantan agar ngobrol jadi lebih nyaman. Jangan bawa teman
yang polos agar aib-aib kamu terjaga. Dan usahakan teman yang kamu bawa bukan
mantan atau pacar dari mantan kamu, karena itu bisa berbahaya.
Kelima, Pelajari Bahasa Tubuh.
Nah
ini termasuk hal yang cukup penting, namun hukumnya dalam dunia perkomunikasian
adalah sunnah ghairu muakkad,
pekerjaan yang tidak terlalu dianjurkan, tapi kalau mau dilakukan, mengapa
tidak?.
Mempelajari
bahasa tubuh.
Mengapa
penting?.
Karena
ketika kamu mengetahui bahasa tubuh seseorang atau lawan bicaramu, maka kamu akan
tahu apa yang harus kamu lakukan terhadap dirinya.
Saya
akan memberi tahu beberapa bahasa tubuh yang sering muncul saat berkomunikasi
sekaligus makna tersirat dari bahasa tubuh tersebut. Pengetahuan ini saya ambl
dari buku The Master Book Of Psychology
tulisan Harfi Muthia Rahmi, M. Psi.
Pertama,
memalingkan pandangan mata. Hal ini lumayan sering terjadi. Jika lawan bicaramu
(mantan) memalingkan pandangan mata, itu berarti dia sedang marah kepadamu. Dan
marah tidak selalu dikarenakan masalah yang besar, bisa saja hal kecil seperti
kamu sedang membicarakan kejelekan dia di masa lalu saat bersamamu, atau
mungkin saat itu kamu sedang ngotorin sofanya dengan air sirup yang dia
hidangkan, itu ngeselin banget
biasanya. Hehehe.
Kedua,
mengetuk jari jemari di atas meja atau di lengan kursi. Kamu pasti sering lihat
yang beginian. Itu tanda bahwa orang tersebut tidak sabar menunggu lawan bicaranya
untuk menyelesaikan aktivitas yang sedang lawan bicaranya lakukan.
Jika
kamu melihat mantan kamu mengetukkan jari jemari di lengan kursinya, itu
pertanda bahwa dia minta kamu agar cepat-cepat nyelesain aktivitas yang sedang
kamu kerjakan. Jika kamu sedang membicarakan sesuatu dan dia mengetukkan
jari-jemarinya, maka berhentilah membicarakan hal tersebut. Karena bisa jadi
pembicaraan itu cukup membosankan untuknya. Atau bisa juga itu pertanda agar
kamu segera pulang, mungkin karena kamu sudah terlalu lama bertamu ke rumahnya.
Ketiga,
menarik nafas panjang. Menarik nafas panjang adalah tanda bahwa lawan bicaramu
(mantan) sedang kecewa atau tidak suka dengan apa yang kamu sampaikan. Jika
kamu melihat mantan kamu melakukan hal tersebut, segeralah koreksi perkataanmu.
Mungkin ada perkataan yang telah kamu lontarkan yang membuat dirinya kecewa.
Tapi kalau kamu merasa perkataanmu biasa-biasa saja dan mantan kamu tetap narik
nafasnya panjang-panjang, itu artinya mantan kamu asmanya sedang kambuh, segera
bawa ia ke rumah sakit terjauh.
Keempat, Bermain-main
dengan aksesoris yang ada di tubuhnya. Sering lihat?. Ya, biasanya cewek akan
memainkan gelangnya atau pernak-pernik yang ada di pakaiannya, atau yang cowok
biasanya memainkan gelang jam tangannya. Jika kamu melihat lawan bicara
(mantan) kamu seperti itu, itu artinya dia sedang bimbang.
Dalam
konteks bertamu, biasanya si tuan rumah atau lawan bicaramu bimbang, “Ini tamu
gimana cara ngusirnya?.”
Kelima, menyentuh
hidung. Kita seringkali melihat lawan bicara kita menyentuh hidung saat
bercerita. Itu tandanya dia sedang berbohong. Jadi jika kamu menemukan lawan
bicaramu (mantan) menyentuh hidung, maka jangan terlalu diseriusin
perkataannya, karena besar kemungkinan itu hanya bualan belaka.
“Eh
kamu kapan nikah?.”
“Abis
lebaran ini,” jawab mantanmu sambil menyentuh hidung.
Nah
itu artinya dia sedang bohong, jangan terlalu dipercaya.
Tapi
kamu harus teliti juga, lihat kondisi. Karena biasanya ada orang yang nyentuh
hidung karena memang ada sesuatu di hidungnya, seperti upil yang belum
dibersihkan atau jerawat yang menyakitkan.
Keenam,
merapikan baju. Nah ini adalah tanda yang bagus sekali buat kamu. Jika kamu melihat
mantanmu merapikan baju, itu artinya dia sedang tertarik kepadamu. Merapikan
baju adalah usaha agar dia tampak sempurna di hadapan kamu. Ini satu pertanda
bahwa kamu berada di posisi yang mantap, jadi pertahankan terus posisi
tersebut. Tapi hati-hati juga ya, jangan terlalu ke-GEER-an. Anggap saja itu suplemen
penambah rasa percaya diri.
Mungkin
cukup enam saja bahasa tubuh yang bisa saya sampaikan di tulisan ini. Kalau mau
dilanjutin, saya khawatirnya tulisan ini malah jadi buku psikologi karena masih
ada puluhan bahasa tubuh yang bisa disampaikan, bahkan ada cara mengenal lawan
bicaramu melalui sidik jari. Tapi kan nggak mungkin kamu berlebaran ke rumah
mantan sambil periksa sidik jari mantan kamu, emangnya mau olah TKP.
Tips Terakhir, Pastikan Bahwa Kamu Punya
Mantan.
Oke
cukup sekian tips mudik dari saya, eh salah, tips berlebaran di rumah mantan
dari saya. Dan jika kamu perhatikan tips-tips di atas secara cermat, maka
sebenarnya tips di atas tidak hanya bermanfaat saat kamu berlebaran di rumah
mantan saja, tapi juga bisa kamu terapkan saat berlebaran di rumah keluarga dan
teman. Jadi judul ini saya buat hanya untuk menarik perhatian kamu agar mau
membaca saja, hehehe. Kena deh...*ngedipin
mata ala Pandji Pragiwaksono.
Semoga
tahun ini lebaran kamu makin sukses, makin banyak bersilaturahmi dan
bermaaf-maafan.
Selamat
Hari Raya Idul Fitri. Minal ‘Aidin wal
Faizin. Mohon Maaf Lahir dan Batin.
Sekian.