Senin, 29 Mei 2017

BUKBER

Assalamu’alaikum, masih puasa?.
***
Meskipun baru empat hari kita berpuasa, provokasi untuk mengajak BUKBER (Buka Puasa Bersama) sudah mulai bergema di media sosial, terkhusus pada kalangan baru akil balig. Fenomena sosial ini saya yakin akan semakin mendapatkan momentumnya saat menjelang akhir Ramadan nanti.
Jadi, wahai kalian para entrepreneur muda, manfaatkanlah kesempatan ini dengan sebaik-baiknya, karena di bulan Ramadan ini perilaku konsumtif masyarakat Indonesia akan semakin meningkat. Kalian bisa buka warung jajanan, jual es tebu, atau jual petasan dan kembang api, lumayan buat nambah uang THR.
Bukber tidak hanya sekedar menjadi ajang untuk merperhalus budi pekerti seorang manusia, tapi juga menjadi ajang untuk bersosialisasi antar sesama bahkan bisa menjadi ajang unjuk gaya dan mode busana.
Sudahlah ini bulan puasa, saya harus menahan diri dari mengkritik dan mencela. Ehmm....
Oke, kali ini saya ingin memberikan beberapa hal yang harus diketahui terkait penyelenggaraan buka puasa bersama yang mungkin tidak begitu penting untuk kalian baca, tapi setidaknya bacalah ya!, lah maksa. Mungkin beberapa hal itu seperti saran atau tips bagi kalian yang ingin menyelenggarakan pesta buka puasa bersama.
 
sumber gambar: priceindo.com
Langsung saja.
Pertama, Pemilihan Tempat.
Dalam teori pendidikan, lingkungan sangat berperan penting dalam menentukan keberhasilan pendidikan seorang peserta didik. Jika lingkungannya baik, maka potensi kebaikannya juga akan selaras dengan kebaikan yang ditawarkan oleh lingkungannya.
Nah, dalam memilih tempat berbuka puasa, kita tidak perlu ribet menggunakan teori pendidikan di atas, karena teori di atas hanya sekedar intermezzo, pesanan iklan dari menteri pendidikan dan kebudayaan.
Ada banyak tempat yang bisa digunakan untuk mengadakan buka puasa bersama. Kita bisa menyelenggarakannya di tempat ibadah, rumah, sekolah, kafe, restoran, dan tempat-tempat lainnya yang tentunya dapat menyediakan makanan dan minuman.
Namun, tempat yang paling sering menjadi perdebatan adalah rumah dan restoran. Perlu saya perjelas terlebih dahulu, yang dimaksud dengan restoran di sini bukan sekedar tempat makan mewah yang berada di hotel berbintang, tapi restoran juga bisa berarti tempat makan sederhana seperti warung pecel ayam dan bakso setan.
Untuk memudahkan pemilihan tempat di atas, ada baiknya kita analisis terlebih dahulu satu per satu keuntungan dan kerugian ketika mengadakan acara buka puasa bersama di tempat tersebut. Kali ini kita akan menganalisisnya dengan menggunakan pendekatan kualitatif komparatif (perbandingan kualitas) yang sudah saya ajukan kepada ketua jurusan dan tentu saja sudah di acc.  Terima kasih Pak.
Rumah. Keuntungan pertama bila kita mengadakan buka bersama di sebuah rumah adalah hemat biaya. Bahkan menurut survei ecek-ecek, berbuka puasa bersama di rumah bisa menghemat biaya produksi hingga 30 persen.
Keuntungan lainnya bila mengadakan buka puasa bersama di rumah adalah ketepatan waktu. Dengan sistem seperti ini, kita bisa menghitung keefisienan waktu. Misalnya, kapan harus masak?, kapan harus memukul es batu?, kapan harus menuangkan es kopyor ke dalam gelas plastik dan sebagainya?, semuanya bisa diperhitungkan dengan sangat baik. Sehingga pada saat azan magrib berkumandang, semua orang sudah bisa membasahi kerongkongannya dengan air yang menyegarkan.
Dengan berbuka puasa bersama di rumah juga, kita bisa memperkuat hubungan sosial antar sesama, karena semua pekerjaan seperti berbelanja bahan, mencuci buah-buahan dan menggoreng ayam bisa dikerjakan bersama-sama. Persis seperti teori gotong royong ala Mohammad Hatta.
Hanya saja, sistem seperti ini bisa mengakibatkan terbukanya peluang untuk korupsi. Maklumlah, tidak ada satupun sistem yang sempurna di dunia ini. Tuan rumah bisa saja menimbun beberapa potong dada ayam atau beberapa gelas kolang-kaling sehingga mengakibatkan kerugian terhadap peserta buka puasa bersama. Dan sedihnya lagi, KPK tidak akan mau mengusut kasus korupsi yang berbau agama seperti ini. Ingat, politik harus dipisahkan dari agama. Islam Yes, Partai Islam No, begitulah semboyannya.
Kerugian lainnya dari berbuka puasa bersama di rumah adalah dapat menyebabkan keletihan dan kecape’an para peserta. Karena yang menyiapkan semuanya adalah orang-orang yang terlibat dalam acara buka puasa bersama.
Restoran. Bila buka puasa bersama di rumah bisa menghemat biaya, maka sebaliknya, berbuka puasa di restoran akan lebih banyak mengeluarkan biaya. Namun peluang untuk korupsi akan tertutup rapat, karena akumulasi keuntungan sudah terserap oleh pemilik restoran.
Kerugiannya, biasanya penjamuan hidangan di meja makan akan terasa lama. Terkadang azan magrib sudah berkumandang, si chef masih asik menggoyangkan spatulanya untuk menggoreng bawang.
Keadilan sosial bagi seluruh peserta buka puasa bersama juga terkadang sulit didapatkan. Karena itu tadi, masak makanannya lumayan lama, apalagi masih ada beberapa restoran yang belum beralih dari kompor minyak tanah ke kompor gas, bahkan masih ada yang menggunakan kayu bakar.
Untuk menghindari ketidakadilan tersebut, kita bisa melakukan pemesanan terlebih  dahulu, minimal satu jam sebelum waktu berbuka.
Keuntungan berbuka puasa di restoran adalah tidak ribet dan tidak menimbulkan keletihan karena kita tidak turun langsung dalam menyiapkan makanan dan minuman. Kita tidak perlu sok ikut-ikutan pramusaji menumis kangkung dan menggeprek ayam. Kita juga tidak perlu sibuk menata meja dan menyapu halaman, apalagi mengatur kendaraan di parkiran.
***
Kedua, Mensilentkan Gadget.
Bagi sebagian orang, memainkan gadget di keramaian mungkin bukanlah tindakan asusila. Tapi bagi yang perasa dan punya kesadaran sosial yang tinggi serta rajin ikut upacara bendera, melihat teman yang bermain gadget di saat sedang kumpul bareng adalah sebuah tindakan yang tercela. Orang yang seperti itu (sering sibuk sendiri dengan gadget di tengah keramaian) patut dipertanyakan nilai akidah akhlak dan ilmu pengetahuan sosialnya!.
Ingat, gadget hanya boleh dimainkan pada saat kita menjadi orang pertama yang datang ke tempat yang sudah dijanjikan untuk buka puasa bersama, lumayan untuk membunuh waktu saat menunggu.
Atau pada saat ada sesi foto bersama barulah kita boleh menggunakan gadget kita. Di saat itu hukum menggunakan gadget menjadi fardhu kifayah, apabila sebagian teman sudah melakukannya, maka gugurlah kewajiban teman yang lain, karena foto itu nantinya bisa dishare lewat media sosial, bluetooth atau Shareit.
Serahkan foto bersama kepada teman yang memiliki kualitas kamera yang mempuni. Jika gadget anda kameranya hanya berkekuatan 0,5 megapiksel, maka simpanlah gadget anda rapat-rapat di saku celana, bila perlu kubur dengan tanah.
Tapi jika kita orang yang terakhir datang, dan saat itu sudah ramai teman-teman kita yang datang, maka jangan pernah mainin gadget kita!. Bercengkeramalah dan bertatap muka lah dengan mereka, karena itu adalah hal yang langka.
Kalaupun mereka ngacangin kita, kita tetap tidak boleh memainkan gadget. Sebagai alternatif, kita boleh memainkan hal yang lain seperti gulung-gulung tisu dan membengkokkan garpu.
***
Ketiga, Mengadakan Kultum.
Selama ini kegiatan buka puasa bersama kita miskin makna. Bukannya menambah pahala, yang terjadi malah bergosip ria sehingga menumpuk dosa. Para cowok gosipin Hamish Daud tunangan sama Raisa, nah yang cewek gosipin naiknya harga bawang putih di pasaran.
Bagaimana jika perilaku tidak berfaedah itu kita ubah. Caranya adalah dengan mengadakan acara kultum (kuliah tujuh puluh tahun). Tujuannya adalah untuk mengalihkan kegiatan yang tidak bermanfaat menjadi bermanfaat.
Agar saat mendengar kultum tidak pada ngantuk seperti mendengarkan khutbah Jumat, maka materi kultum haruslah materi terkini, seperti pembubaran HTI, penetapan HRS sebagai tersangka, RUU penyelenggaraan pemilu atau kebangkitan situs MOJOK.CO di kancah dunia digital setelah pongah menyebut dirinya bakal bubar beberapa abad lalu.
Jika kita tidak punya teman yang bertalenta dalam memberikan kultum, maka kita bisa menggantinya dengan acara lain, seperti acara motivasi, ospek MLM, atau atraksi sulap. Tapi jika ada yang berbakat, anda bisa mendaftarkan beliau ke acara Asia Got Talent yang akan diselenggarakan di Jakarta 3 Juni mendatang.
***
Mungkin cukup sekian pembahasan dari rumusan masalah yang telah saya ajukan. Saya khawatir apabila semakin dituloykan (diteruskan), maka tulisan ini bisa membatalkan puasa kita bersama.
Tentu saya menyadari masih banyak kekeliruan dan keabsurdan dalam tulisan saya, oleh karena itu saya tidak memerlukan kritik dan saran dari para pembaca, karena tulisan ini juga tidak akan saya pertanggungjawabkan secara akademis.
Saya tidak pernah mengiming-imingi para pembaca dengan gelimang pahala ketika membaca tulisan ini. Karena jika pembaca waras, tentu pembaca sudah menutupnya sejak membaca bagian judul dan menggantinya dengan bacaan yang lebih bermanfaat... seperti membaca status hoax.
Sekian dan terima kasih. Salam Ramadhan.
Share:

0 komentar:

Posting Komentar