KURANG TEPATNYA TINDAKAN PENGAWASAN
DAN DORONGAN ORANG TUA TERHADAP
PENDIDIKAN ANAK
Di dunia pendidikan kita mengenal adanya lingkungan pendidikan,
salah satunya yaitu lingkungan keluarga. Lingkungan ini sebenarnya mempunyai
andil yang sagat besar dalam mendidik peserta didik yaitu anaknya, karena
mayoritas waktu menetapnya seorang anak dalam sehari itu lebih banyak berada di
rumah dibandingkan di sekolah ataupun masyrakat, Dan yaang paling bertanggung
jawab terhadap suatu keluarga ialah kepala keluarga yang disini bisa dipegang
oleh bapak maupun sosok ibu. Keluaarga memiliki banyak peran dalam mensukseskan
pendidikan anaknya seperti peran sebagai pendidik, pendorong, panutan,
pengawas, inspirasi, konselor. Dari sekian banyak peran ada beberapa peran yang
kebanyakan sekarang ini kurang tepat bagi keluarga atau orang tua untuk anaknya
yaitu di peran sebagai pengawas dan pendorong.
Di peran pengawasan ada dua hal yang banyak orang tua tidak tepat
dalam pelaksanaannya. Hal yang pertama ialah terlalu longgarnya pengawasan
orang tua terhadap anaknya, dan tidak terlalu memperdulikan anaknya, seperti
membiarkan anaknya melakukan suatu tindakan yang tidak baik, mebiarkan anaknya
melakukan hal anarkis, membiarkan anaknya menghirup pergaulan bebas, tidak
memberi semangat kepada anaknya untuk melaksanakan pendidikan dan masih banyak
lainnya. Untuk hal ini, orang tua disebut orang tua yang acuh terhadap
pendiidkan anaknya, mungkin secara fisik mereka memberikan perawatan terhadap
anaknya seperti memberikan fasilitas kepada anak, membayar keperluan keuangan
anak dalam pendidikannya, Namun di sisi batin, anak tidak diberi asupan. Anak
tidak pernah diberi nasihat, anak tidakk pernah dilarang ketika keluar rumah
sampai larut malam, dan sebagainya. Hal ini tentunya akan berpengaruh terhadap
pendidikan anak. Akan meenjadi Percuma seorang anak menuntut ilmu di sekolah,
bila pulangnya ia dari sekolah langsung terjerat lagi kedalam kehidupan luar
yang bertentangan dengan pendidikan di sekolahnya. Akibat dari hal ini ialah,
anak akan hancur pendiidkannya dan secara perlahan akan menghilangkan fungsi
dan tujuan pendidikan yang ingin dicapai.
Hal kedua dari tindakan pengawasan yang kurang tepat ialah
pengekangan anak oleh orang tua. Pengekangan ini berasal dari pengawasan orang
tua yang berlebihan terhadap anaknya. Anak tidak dibiarkan mecari pengetahuan,
inspirasi dan motivasi dari luar, sehingga secara tidak langsung orang tua
sudah menutup pintu anaknya untuk mendapatkan pendiidikan karena bagaimanapun
lingkungan pendidikan masyarakat juga berperan penting terhadap tumbuhnya
pendiidkan pada anak. Akibat dari hal tersebut ialah anak akan kurang
bersemangat terhadap dunia pendiidkan yang ia jalani, karena tidak ada hal baru
dan pengalaman baru yang adaa dalam hidupnya, sehingga pengetahuannya akan
bersifat statis atau tidak berkembang.
Di dalam peran orang tua sebagai pendorong juga sering kurang tepat
dalam prakteknya. Sering orang tua lebih khawatir terhadap aspek kognitif anak
dibandingkan aspek afektif atau psikomotorik anak. Orang tua lebih pusing
mikirin bagaimana caranya agar pelajaran matematika, fisika, biologi, kimia,
gografi, sosiologi dan pelajaran yang mengedepankan pengetahuan di dalamnya
untuk mendapatkan nilai tinggi dibandingkan mengembangkan bakat dan potensi
anak di bidang perasaan emosi dan pengembangan kegiatan fisik si anak. Kita
sering melihat orang tua sering memaksakan anaknya untuk mengikuti pelajaran
tambahan untuk pelajaran umum dibandingkan menyekolahknanya di sekolah melukis
atau sekolaah kesenian lainnya tanpa harus tahu sebelumnya bakat dan potensi
yang dimiliki seorang anak. Hal ini sangatlah bertentangan dalam pendidikan.
Karena dalam pendiidkan yang namanya peserta didik ialah orang yang mempunyai
potensi dasar atau fitrah baik secara psikis atau fisik yang perlu
dikembangkan. Untuk apa mengembangkan pengetahuan berhitung mereka jika
sebenaarnya seorang anak memiliki bakat yang luar biasa di dalam berkesenian
begitu juga sebaliknya. Hal ini akan berdampak buruk pada kondisi psikis anak
karena keterpaksaan dalam menjalani suatu bidang, dan akan berlanjut kepada
ketidak professionalan seorang anak dalam dunia karirnya nanti.
Dari berbagai permaslahan diatas dapat kita ambil jalan baiknya
yaitu peran orang tua terhadap anaknya terutama dalam hal pengawasan dan
dorongan harus diperhatikaan dengan baik. Dalam hal pengawasan orang tua tidak
boleh terlalu longgar dalam mengawas seorang anak, dan juga tidak boleh
mengekangnya, akan tetapi melakukan pengawasan dengan cara memberi jalan kepada
anak untuk mencari inspirasi, motivasi, dan pengetahuan dari dunia luar
kemudian menjadi filter dari setiap apa yang mereka dapatkan dan selalu
mengawasi mereka namun tidak dengan cara
mengekangnya. Jika adaa hal yang kurang atau tidak baik bagi pendiidkan anak,
orang tua segera menghapusnya dan memberi nasihat untuk tidak mengamalkan apa
yang ia dapatkan tersebut. Kemudian darei aspek dorongan, sebagai orang tua
harus memperhatikan dan mengetahui terlebih dahulu dunia mana yang ingin ia
dalami dan bakat apa yang benar-benar ia miliki apakah dari segi afektif,
kognitif, maupun psikomotorik. Setelah mengetahui hal tersebut maka berilah ia
motivasi dan dorongan di dalamnya bukan malah melarangnya, karena bagaimanapun
manusia memiliki fitrah atau potensi sejak lahir yang harus dikembangakan bukan
malah mengembagkan atau memaksakan potensi baru. Seorang anak akan lebih
menikmati terhadap bakat yang ia miliki dabandingkan bakat yang dipaksakan.
Untuk mewujudkan hal ini tentunya peran keluarga sangat besar.
Karena hak orang tua terhadap anaknya lebih besar dibandingkan orang lain. Di
dalam keluarga sendiri tidak mesti orang tua tetapi keluarga secara keseluruhan
punya peran penting dalam mensukseskan pendiidkan seorang peserta didik dalam
keluarga tersebut seperti saudara kandung, kakek, nenek, paman, bibi, dan
keluarga lainnya. Kemudian sekolah dan lingkungan massyarakat pun punya peran
dan pengaruh yang cukup besar untuk mensukseskan pendidikan peserta didik
tersebut.
Jika tindakan pengawasan dan dorongan sudah tepat dilakukan oleh
orang tua terhadap anaknya, maka seorang anak akan lancar dan merasakan
kenikmatan serta kepuasan dalam menjalani pendidikan. Mereka akan meraasa bebas
untuk mencari pengetahuan dari dunia luar naamun tidak terpengaruh dalam
negatifnya dunia luar tersebut, karena ada pengawasan dari orang tuaanya.
mereka juga akan menjadi seorang yang professional di bidangnya dan mudah
mendapatkan kesuksesan karena mereka didorong di tempat yang mereka kuasai
dengan keinginan dan potensi yang mereka miliki.
0 komentar:
Posting Komentar