Hati
dan Makanannya
Hari
jum’at tanggal 28 juni 2013, Masjid Azzakiyyah kedatangan tamu dari Mekkah
al-mukaramah yaitu syaikh Maher Abdullah yang salah satu kerabat dekat juga
dari imam besar Masjidil Haram. Rangka kedatangannya dalam ajang dakwah dan sekaligus
memberikan bantuan kepada yayasan Masjid Azzakiyah dalam pengembangan Ma’had
Tahfidz qur’an dan SDIT darul Ihsan.
syaikh dan tholib masjid azzakiyyah |
Ia juga
sempat mengisi kajian di Masjid Azzakiyyah pada sore harinya ba’da maghrib.
Adapun tema kajiannya yang diterjemahkan oleh ustadz Ihsan adalah tentang hati.
Hati
adalah bagian anggota tubuh yang sangat penting untuk dijaga agar selalu
tertuju kepada Allah SWT. Beliau menuturkan cara membuka pintu hati ialah
dengan bertaubat secara sungguh-sungguh karena kita bertaubat bukan menghadap
manusia atau makhluk fana lainnya tetapi kita bertaubat menghadap Zat yang maha
mengetahui isi hati kita. Jadi taubat yang kita lakukan haruslah dengan
sungguh-sungguh.
Kemudian
beliau juga memaparkan tentang memberi makan hati. Hati memerlukan makanan dan
makanannya adalah dengan membaca Al-qur’an yang luar biasa kebaikannnya dan selalu
berzikir kepada Allah SWT. Tidak ada penghalang untuk kita supaya selalu
berzikir kepada Allah SWT, karena kapanpun dan dimanapun kita bisa berzikir
kepada Allah SWT. Di saat makan, berjalan, di sela-sela ngobrol, dan aktivitas
lainnya. Layaknya makhluk yang memerlukan makanan ketika ia tidak diberi
makanan, maka makhluk tersebut akan meraung mencari mangsa dan bersikap ganas.
Begitu juga hati, ketika ia tidak diberi makanan, maka hati ini akan selalu
memberontak dan bersikap ganas seperti yang kita lihat adanya pemberontakan di
Suriah dan di Nyanmar.
Di
sela-sela itu juga, syaikh sempat mengajak kepada jama’ah yang ada pada kajian
saat itu untuk bersabar dalam berkumpul dengan orang-orang baik. Maksudnya
antara sesama muslim yang baik kita dituntut untuk bersikap sabar. Karena pada
dasarnya muslim yang baik juga manusia, punya kesalahan, tidak luput dari dosa
sehingga bisa saja muncul perselisihan atau tidak sependapat anatara muslim
satu dengan muslim yang lain. Jadi untuk meredam itu semua kita perlu bersabar
agar tidak terjadi perpecahan antara kaum muslim satu dengan yang lainnya. Dan
juga syaikh sempat menyampaikan kepada para jama’ah untuk tetap menyambung tali
silaturahmi yang mungkin sudah tidak terjalin lagi atau mungkin agak renggang
agar terwujudnya Ukhuwah Islamiyah yang kuat antara umat muslim.
0 komentar:
Posting Komentar