SABTU
25 JANUARI 2014 pukul 07.21 pagi, aku duduk santai di atas sebuah tempayan
besar di belakang tempat tinggal ku. Hari yang cerah, tak satupun awan hitam
mendung yang ingin mencurahkan tetesan hujan untuk pagi ini. Awan putih
berserakan di padu dengan birunya langit. Sungguh cerah sekali pagi ini. Teh
yang hangat pun menambah kehangatan mentari pagi di pagi sabtu ini.
Kuperhatikan
awan-awan yang bereserakan itu dan kulihat segerombolan binatang yang biasa
menghiasi langit, yaitu segerombolan burung layang kecil yang sedang melakukan
pemanasan ringan di udara dan siap memulai harinya yang indah. Dengan lincah
dan gembiranya ia meliuk-liuk di udara seolah anak kecil yang baru bisa
bersepeda. Tak pernah lelah ia kepakkan kedua sayapnya yang mungil itu dan
melayang dengan santai di hembusan angin ringan pada pagi ini. Aku merasakan
begitu nikmatnya sang burung layang itu, dia bisa terbang ria di udara sambil
melihat panorama indah pagi ini dari atas sana.
Aku
terharu sekaligus takjub dengan keagungan Allah swt yang tak pernah putus
memberikan nikmat kepada semua makhluknya di dunia. Burung layang kecil itu
hanya salah satu dari milyaran bahkan triliunan makhluk Allah swt di muka bumi
ini. masih banyak makhluk-makhluk lain yang pastinya memulai hari ini dengan
rahmat dan nikmat yang Allah swt berikan. Ada siput yang merayap di dinding
berlumut, Allah hamparkan untuknya lumut-lumut segar nan hijau untuk sarapannya
setiap pagi. Ada ikan di perairan yang Alah swt sudah siapkan untuknya rezeki
di lautan bebas sana. Tak pernah kita lihat satupun hewan yang kemudian demo
karena tak mendapatkan rezeki di setiap harinya.
Pernahkan
anda melihat singa yang membawa spanduk protes kepada Allah swt karena
rusa-rusa di padang safana menghilang entah kemana?, pernahkah anda melihat
ikan-ikan marah kepada Allah swt karena tak ada satupun plankton yang bisa ia
temukan di lautan yang begitu luas itu?, tentunya tidak, karena ia selalu
merasakan nikmat dan kasih sayang Allah swt terhampar luas di depan matanya.
sikap-sikap
hewan yang tak pernah mengeluh dan protes kepada Tuhannya itu seharusnya jadi
hikmah dan contoh buat kita yang sering mengeluh dalam menjalani kehidupan. Burung
layang kecil itu menyadari betul, bahwa bisa terbang saja dia hari ini, ia
sudah merasa itu adalah karunia terbesar yang Allah swt berikan padanya, karena
dengan kedua sayapnya yang bisa menghantarkannya pada udara lepas sana , ia bisa
mencari makan untuk anak dan keluarganya. Dengan bisa berenang saja para ikan
di lautan sana sudah senang minta ampun, karena dengan siripnya itu kemudian ia
bisa bergerak lincah di perairaan untuk mencari nafkah buat memenuhi kebutuhan
hidupnya hari itu. Dengan diberikannya gigi yang tajam saja, si raja rimba
alias si singa sudah girang bukan main, karena itulah modal senjata buat singa
berburu mangsa dan memenuhi keperluan perutnya.
Seharusnya
itu pula yang manusia lakukan, bersyukur atas kedua tangan yang masih bisa
menggenggam, bersyukur atas kaki yang masih bisa melangkah, bersyukur atas mata
yang masih bisa melihat, dan bersyukur atas jutaan anggota tubuh lainnya yang
masih Allah swt beri fungsi di setiap harinya. Sehingga dengan semua itu ia
bisa beraktivitas mencari karunia yang Allah sudah hamparkan di muka bumi ini. Tak
ada alasan satupun sebenarnya bagi manusia untuk mengeluh dan tak bersyukur.
Karena ketika satu anggota badannya merasa kurang atau cacat, Allah swt masih memberikan
jutaan anggota badan lainnya sebagai kelebihan yang bisa ia gunakan.
Oleh
karena itu buang jauh-jauh rasa mengeluh anda di setiap harinya. Mengeluh bukan
sifat muslim sejati. Mengeluh tanda tak bersyukur atas apa yang telah Allah swt
berikan. Muslim sejati adalah selalu beryukur dan menerima atas apa yang Allah
swt berikan dan memanfaatkan dengan sebaik-baiknya dan seoptimal-optimalnya
pemberian Allah swt, karena Allah maha pengasih lagi maha penyayang kepada
semua makhlukNya di hamparan alam semesta ini.
0 komentar:
Posting Komentar