Senin, 03 Februari 2014

TAK SEPANTASNYA MANUSIA MENGELUH........

SABTU 25 JANUARI 2014 pukul 07.21 pagi, aku duduk santai di atas sebuah tempayan besar di belakang tempat tinggal ku. Hari yang cerah, tak satupun awan hitam mendung yang ingin mencurahkan tetesan hujan untuk pagi ini. Awan putih berserakan di padu dengan birunya langit. Sungguh cerah sekali pagi ini. Teh yang hangat pun menambah kehangatan mentari pagi di pagi sabtu ini.
Kuperhatikan awan-awan yang bereserakan itu dan kulihat segerombolan binatang yang biasa menghiasi langit, yaitu segerombolan burung layang kecil yang sedang melakukan pemanasan ringan di udara dan siap memulai harinya yang indah. Dengan lincah dan gembiranya ia meliuk-liuk di udara seolah anak kecil yang baru bisa bersepeda. Tak pernah lelah ia kepakkan kedua sayapnya yang mungil itu dan melayang dengan santai di hembusan angin ringan pada pagi ini. Aku merasakan begitu nikmatnya sang burung layang itu, dia bisa terbang ria di udara sambil melihat panorama indah pagi ini dari atas sana.  
Aku terharu sekaligus takjub dengan keagungan Allah swt yang tak pernah putus memberikan nikmat kepada semua makhluknya di dunia. Burung layang kecil itu hanya salah satu dari milyaran bahkan triliunan makhluk Allah swt di muka bumi ini. masih banyak makhluk-makhluk lain yang pastinya memulai hari ini dengan rahmat dan nikmat yang Allah swt berikan. Ada siput yang merayap di dinding berlumut, Allah hamparkan untuknya lumut-lumut segar nan hijau untuk sarapannya setiap pagi. Ada ikan di perairan yang Alah swt sudah siapkan untuknya rezeki di lautan bebas sana. Tak pernah kita lihat satupun hewan yang kemudian demo karena tak mendapatkan rezeki di setiap harinya.
Pernahkan anda melihat singa yang membawa spanduk protes kepada Allah swt karena rusa-rusa di padang safana menghilang entah kemana?, pernahkah anda melihat ikan-ikan marah kepada Allah swt karena tak ada satupun plankton yang bisa ia temukan di lautan yang begitu luas itu?, tentunya tidak, karena ia selalu merasakan nikmat dan kasih sayang Allah swt terhampar luas di depan matanya.
sikap-sikap hewan yang tak pernah mengeluh dan protes kepada Tuhannya itu seharusnya jadi hikmah dan contoh buat kita yang sering mengeluh dalam menjalani kehidupan. Burung layang kecil itu menyadari betul, bahwa bisa terbang saja dia hari ini, ia sudah merasa itu adalah karunia terbesar yang Allah swt berikan padanya, karena dengan kedua sayapnya yang bisa menghantarkannya pada udara lepas sana , ia bisa mencari makan untuk anak dan keluarganya. Dengan bisa berenang saja para ikan di lautan sana sudah senang minta ampun, karena dengan siripnya itu kemudian ia bisa bergerak lincah di perairaan untuk mencari nafkah buat memenuhi kebutuhan hidupnya hari itu. Dengan diberikannya gigi yang tajam saja, si raja rimba alias si singa sudah girang bukan main, karena itulah modal senjata buat singa berburu mangsa dan memenuhi keperluan perutnya.
Seharusnya itu pula yang manusia lakukan, bersyukur atas kedua tangan yang masih bisa menggenggam, bersyukur atas kaki yang masih bisa melangkah, bersyukur atas mata yang masih bisa melihat, dan bersyukur atas jutaan anggota tubuh lainnya yang masih Allah swt beri fungsi di setiap harinya. Sehingga dengan semua itu ia bisa beraktivitas mencari karunia yang Allah sudah hamparkan di muka bumi ini. Tak ada alasan satupun sebenarnya bagi manusia untuk mengeluh dan tak bersyukur. Karena ketika satu anggota badannya merasa kurang atau cacat, Allah swt masih memberikan jutaan anggota badan lainnya sebagai kelebihan yang bisa ia gunakan.

Oleh karena itu buang jauh-jauh rasa mengeluh anda di setiap harinya. Mengeluh bukan sifat muslim sejati. Mengeluh tanda tak bersyukur atas apa yang telah Allah swt berikan. Muslim sejati adalah selalu beryukur dan menerima atas apa yang Allah swt berikan dan memanfaatkan dengan sebaik-baiknya dan seoptimal-optimalnya pemberian Allah swt, karena Allah maha pengasih lagi maha penyayang kepada semua makhlukNya di hamparan alam semesta ini.
Share:

0 komentar:

Posting Komentar