Sabtu, 08 Februari 2014

---------DATE?-------------

Malam yang dingin ini begitu menyejukkan sekujur tubuhku. Malam yang sebenarnya indah buat para kaum muda, malam minggu tentunya. Melintas di depan rumah, para kaum muda yang berpasang-pasangan dengan motornya yang kelihatan mengkilap, aku yakin pasti baru dicuci sore tadi. Yang wanita terlihat cantik-cantik dengan riasan dan pakaian santai nan mempesona, Dibalut dengan warna-warni baju dan celana yang ia kenakan serta kakinya terlihat disangga rekat dengan highhill. Yang pria terlihat keren dengan baju kemeja rapi bercelana pensil dilengkapi dengan sepatu trendy ala anak muda tahun 2014.
Yang seperti itu ada banyak melintas, suara motornya sekejap mengaung dan menghilang. Kalau ku hitung dari awal mungkin ratusan pasangan dalam sejam bisa kudapatkan, karena memang ini daerah perkotaan, daerah yang padat populasi penduduknya. Pemandangan seperti ini pasti kau jumpai.
Aku masih teringat dengan masa-masa itu, masa dimana aku tak punya jarak dengan kaum hawa. Hari minggu tentu tak pernah kulewati begitu saja tanpa keluar rumah menikmati indahnya panorama malam. ada banyak di luar sana yang bisa kunikmati, dan teman-teman pun biasanya sudah booking tempat serta pasang waktu untuk kumpul bareng melepas kepenatan setelah beraktivitas 6 hari sebelumnya. Sesekali di malam minggu yang lain, ada saja gebetan yang siap menemaniku menikmati dan melalui indahnya malam ini.
Cantik, manis, trendy, serasa sudah suami istri saja dibuatnya. Gandengan tangan itu sudah hal yang paling sederhana yang bisa kau lakukan dengan pasanganmu. Artinya, kau bisa lakukan lebih dari itu kalau pasanganmu dan dirimu sendiri tak kenal dengan Yang Maha melihat di atas sana. Jika berboncengan di atas gagahnya motor yang kau punya, pelukan hangat sang kekasih tentu bisa kau dapatkan. Sambil bercanda ringan dan saling cubit pipi sudah mampu membuat kau lupa dengan jalanan yang sudah kau lewati. Lampu yang memberi cahaya kekuning-kuningan menambah suasana romatis malam yang bisa kita lewati berdua dengan pasangan di malam yang indah itu.
Tapi itu dulu, ketika penglihatan Tuhan masih kuanggap samar. Itu dulu, ketika kejahatan dan kebaikan tak bisa kubedakan pasti. Itu dulu, di saat aku merasa hidupku masih panjang sehingga aku punya banyak waktu untuk kembali ke pada jalan yang lurus. dan itulah masa kelamku di saat aku tak mengenal siapa diri ku ini.
Sekarang aku mencoba menyusun kembali kehidupan kelamku yang berantakan itu. Godaan setan tak henti-hentinya membujuk jiwa dan raga ini untuk mengecup sekali lagi masa laluku. Selalu ada keinginan untuk mencari pasangan dan bermesraan ria di setiap harinya. Kalau tak karena Allah, tentu hal itu sudah kulakukan lagi. Semakin aku meremas kertas catatan kelamku itu, semakin pula setan berusaha merapikannya bahkan menyetrikanya agar rapi sehingga masih bisa ku baca untuk sesekali waktu.
Aku tak bisa memastikan usaha ku ini apakah berhasil atau tidak. Yang kutau aku punya engkau ya Allah yang maha perkasa dan maha membolakk balikkan hati manusia. Aku mohon agar di beri ketetapan pada agama ini. perisai utamaku adalah aku yakin seyakin yakinnya bahwa Dia ada dengan segala kemahaanNya. BalasanNya nyata dan pasti terjadi, walaupun itu hanya bisa kuteguhkan dengan iman di dada saja. Yang jelas aku tak ingin merasakan penyesalan untuk hal tak terbayangkan di hari akhir nanti, seperti yang telah Ia nyatakan dalam kalamNya. Karena beribu penyesalan yang pernah kurasakan di dunia cukup membuktikkan padaku bahwa penyesalan pasti di akhir. Dan penyesalan terbesar adalah di hari akhir nanti ketika aku tak dapat Rahmat dan keridhoan dari diriNya.


Share:

Senin, 03 Februari 2014

TAK SEPANTASNYA MANUSIA MENGELUH........

SABTU 25 JANUARI 2014 pukul 07.21 pagi, aku duduk santai di atas sebuah tempayan besar di belakang tempat tinggal ku. Hari yang cerah, tak satupun awan hitam mendung yang ingin mencurahkan tetesan hujan untuk pagi ini. Awan putih berserakan di padu dengan birunya langit. Sungguh cerah sekali pagi ini. Teh yang hangat pun menambah kehangatan mentari pagi di pagi sabtu ini.
Kuperhatikan awan-awan yang bereserakan itu dan kulihat segerombolan binatang yang biasa menghiasi langit, yaitu segerombolan burung layang kecil yang sedang melakukan pemanasan ringan di udara dan siap memulai harinya yang indah. Dengan lincah dan gembiranya ia meliuk-liuk di udara seolah anak kecil yang baru bisa bersepeda. Tak pernah lelah ia kepakkan kedua sayapnya yang mungil itu dan melayang dengan santai di hembusan angin ringan pada pagi ini. Aku merasakan begitu nikmatnya sang burung layang itu, dia bisa terbang ria di udara sambil melihat panorama indah pagi ini dari atas sana.  
Aku terharu sekaligus takjub dengan keagungan Allah swt yang tak pernah putus memberikan nikmat kepada semua makhluknya di dunia. Burung layang kecil itu hanya salah satu dari milyaran bahkan triliunan makhluk Allah swt di muka bumi ini. masih banyak makhluk-makhluk lain yang pastinya memulai hari ini dengan rahmat dan nikmat yang Allah swt berikan. Ada siput yang merayap di dinding berlumut, Allah hamparkan untuknya lumut-lumut segar nan hijau untuk sarapannya setiap pagi. Ada ikan di perairan yang Alah swt sudah siapkan untuknya rezeki di lautan bebas sana. Tak pernah kita lihat satupun hewan yang kemudian demo karena tak mendapatkan rezeki di setiap harinya.
Pernahkan anda melihat singa yang membawa spanduk protes kepada Allah swt karena rusa-rusa di padang safana menghilang entah kemana?, pernahkah anda melihat ikan-ikan marah kepada Allah swt karena tak ada satupun plankton yang bisa ia temukan di lautan yang begitu luas itu?, tentunya tidak, karena ia selalu merasakan nikmat dan kasih sayang Allah swt terhampar luas di depan matanya.
sikap-sikap hewan yang tak pernah mengeluh dan protes kepada Tuhannya itu seharusnya jadi hikmah dan contoh buat kita yang sering mengeluh dalam menjalani kehidupan. Burung layang kecil itu menyadari betul, bahwa bisa terbang saja dia hari ini, ia sudah merasa itu adalah karunia terbesar yang Allah swt berikan padanya, karena dengan kedua sayapnya yang bisa menghantarkannya pada udara lepas sana , ia bisa mencari makan untuk anak dan keluarganya. Dengan bisa berenang saja para ikan di lautan sana sudah senang minta ampun, karena dengan siripnya itu kemudian ia bisa bergerak lincah di perairaan untuk mencari nafkah buat memenuhi kebutuhan hidupnya hari itu. Dengan diberikannya gigi yang tajam saja, si raja rimba alias si singa sudah girang bukan main, karena itulah modal senjata buat singa berburu mangsa dan memenuhi keperluan perutnya.
Seharusnya itu pula yang manusia lakukan, bersyukur atas kedua tangan yang masih bisa menggenggam, bersyukur atas kaki yang masih bisa melangkah, bersyukur atas mata yang masih bisa melihat, dan bersyukur atas jutaan anggota tubuh lainnya yang masih Allah swt beri fungsi di setiap harinya. Sehingga dengan semua itu ia bisa beraktivitas mencari karunia yang Allah sudah hamparkan di muka bumi ini. Tak ada alasan satupun sebenarnya bagi manusia untuk mengeluh dan tak bersyukur. Karena ketika satu anggota badannya merasa kurang atau cacat, Allah swt masih memberikan jutaan anggota badan lainnya sebagai kelebihan yang bisa ia gunakan.

Oleh karena itu buang jauh-jauh rasa mengeluh anda di setiap harinya. Mengeluh bukan sifat muslim sejati. Mengeluh tanda tak bersyukur atas apa yang telah Allah swt berikan. Muslim sejati adalah selalu beryukur dan menerima atas apa yang Allah swt berikan dan memanfaatkan dengan sebaik-baiknya dan seoptimal-optimalnya pemberian Allah swt, karena Allah maha pengasih lagi maha penyayang kepada semua makhlukNya di hamparan alam semesta ini.
Share:

Minggu, 02 Februari 2014

YUK KEMBALI PADA JALAN YANG LURUS!!!

Dunia memang indah, keindahannya diakui oleh manusia abad sekarang. kesungguhan untuk menjalani hidup dengan sebenar-benarnya hidup sangat jarang kita lakukan. Inginnya bersenang-senang menikmati keindahan dunia. Sangat jarang dari kita untuk bersimpuh sedih meratapi kehidupan yang penuh dengan kehinaan karena banyaknya kemungkaran yang kita lakukan di hadapan Allah swt. Banyak waktu yang kita lewati hanya untuk bersenang-senang seolah-olah ingin mencoba melupakan dunia akhirat yang kekal nanti.
“ketahuilah, bahwa Sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah- megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan Para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu Lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.” (Al-Hadid (57) : 20)
Mengapa perlu kesungguhan?....karena pada dasarnya hidup adalah sebuah ujian, sebuah penentuan sukses tidaknya kita di kehidupan abadi setelah di dunia ini. orang yang diuji serta ingin berhasil dalam ujiannya tentulah harus bersungguh-sungguh agar bagaimana bisa lulus dalam sebuah ujian itu.
“yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun,” (al-mulk (67) : 2)
Allah swt tidak zalim kepada makhluk ciptaannya terutama dalam memberikan ujian. Allah swt kasi kita jalan atau cara praktis menggapai kesuksesan dalam hidup. Allah swt turunkan petunjuk bagi manusia untuk menjalani kehidupannya agar tak keluar dari jalur yang ditetapkan.
“(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil)”. (Al-Baqarah (2) :185)
“Sesungguhnya Al Quran ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih Lurus dan memberi khabar gembira kepada orang-orang Mu'min yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar” (Al-Israa’ (17) : 9)
Namun pada nyatanya hanya sedikit dari kita yang tak begitu paham dengan kehidupan ini, kita menganggap hidup ini adalah tempatnya untuk mencicipi segala kenikmatan yang tersedia. Padahal di dunia bukan tempatnya akan tetapi di akhirat nantilah tempat untuk menikmati segala kenikmatan yang telah disediakan. 
“dan Tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. dan Sesungguhnya akhirat Itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui.” (Al-Ankabut (29) : 64).
Coba renungi terus ayat-ayat yang telah dipaparkan diatas!!! Betapa kita masih banyak keliru dalam memahami kehidupan. Sikap acuh kita itu tidak lain karena begitu lemahnya kita dalam menghadapi ujian di dunia. Setan sukses menjadikan kenikmatan dunia terasa indah menjadi bencana buat kita nantinya.
Dunia tak lain adalah penjara bagi umat islam dan surga bagi orang kafir. Why??? Karena di dunia kita mesti menahan segala hawa nafsu yang menggunccang. Menahan untuk tidak minum-minuman keras, menahan untuk tidak berbuat zina dan berdua-duaan dengan lawan jenis yang bukan mahram, menahan untuk tidak mencuri harta orang lain, menahan untuk tidak bertindak sesuka hati, padahal itu semua kesenangan dan penuh dengan kenikmatan, namun dilarang oleh Allah swt. Tetapi tidak pada orang kafir yang bisa sesuka hati untuk melakukan sesuatu, seperti memperkaya diri dengan harta riba, yang labanya cepat daibandingkan dengan sistem perkenomian islam.
“dunia itu adalah penjara orang mukmin dan surga bagi orang kafir” (HR Muslim)
Banyak hal yang menyenangkan hati kita di dunia ini, namun bertentangan dengan peraturan Allah swt. Misalkan pacaran itu terasa indah, di dalamnya anda bisa beraktivitas layaknya suami istri, namun sadarkah kita bahwa hal itu bertentangan dengan peraturan Allah swt?
“Demi Allah, sungguh jika kepala seorang dari kalian ditusuk dengan jarum besi, maka itu lebih baik dari menyentuh wanita yang tidak halal baginya.” (HR. Ath-Thabarani dan Al-Baihaqi dari Ma’qil bin Yasar radhiyallahu ‘anhu, dan dishahihkan oleh Albani dalam Ash-Shahihah no 226)
Maka sejatinya, hidup bukan tempatnya untuk bersenang-senang, bermaksiat, karena hidup udah ada aturannya. Jika kita merasa yakin dengan Allah swt, maka sepantasnyalah sikap kita juga menunjukkan yakin akan petunjuk yang diberikannya kepada kita. Jangan butakan mata, tulikan telinga dan tutup mata hati untuk menrima apa-apa saja yang diperintahkan dan dilarang olehnya.
Memang berat untuk taat, tapi bukankan itulah yang namanya ujian, Ujian yang dijalani penuh dengan kesungguhan. Setiap kesungguhan menuntut sesuatu yang berat dilakukan dalam hidup, termasuk ujian yang Allah swt berikan di dunia ini juga tak ringan. Oleh karenanya Allah swt memberikan balasan yang luar biasa terhadap kesungguhan kita yang kita begitu berat menjalaninya dengan nikmatnya yang tak terkalahkan yaitu surgaNya. Dan membalas bagi mereka yang ingkar, tak mau taat, dan selalu menganggap remeh serta tak bersungguh-sungguh dalam menjalani ujian yang diberikan dalam hidup dengan azabNya yang pedih yaitu di neraka.
“dan Barangsiapa beriman kepada Allah dan mengerjakan amal yang saleh niscaya Allah akan memasukkannya ke dalam surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Sesungguhnya Allah memberikan rezki yang baik kepadanya.” (at-thalaq (65) :11).
“Sesungguhnya orang-orang yang kafir terhadap ayat-ayat Allah akan memperoleh siksa yang berat; dan Allah Maha Perkasa lagi mempunyai Balasan (siksa)”. (Ali-Imran (3) : 4)
Maka sudah saatnyalah kita berbenah diri, memperbaiki banyak kesalahan yang telah diperbuat. Membuka mata hati kita tentang apa-apa saja yang sebenarnya dilarang oleh Allah dan apa yang diperintahkannya. Jangan lagi untuk membantah ayat-ayat Allah swt dengan alasan kenikmatan dunia yang sesaat, dengan alasan trend masa kini, karena sejatinya dunia bukanlah tempat untuk beradu fisik, harta, rupa, kecantikan, kekayaan, kepintaran, akan tetapi dunia adalah tempat kita diuji, baik atau buruk kita dalam menjalaninya. Perlu diketahui bahwa baik dan buruk sudah ditetapkan oleh Allah swt, jadi jangan buat baik dan buruk yang baru sesuai dengan hawa nafsumu!!!.















Share:

Cobaan Bagimu (Wanita Berhijab)

Hembusan angin sore menyongsong mengibaskan hijab seorang anak remaja yang sedang bersender pada tiang sebuah pondok kayu yang sudah rusak, lapuk, reot, tak beratap. Daun ilalang menari ke kiri ke kanan berirama diterpa semilir angin sore  menemani kesendirian gadis remaja itu. Pondok tua yang sudah reot tinggal kerangka pun turut menemani gadis remaja itu, pondok yang sudah reot itu seolah tegar kembali untuk berdiri beberapa saat menemani sang gadis.
Si gadis tak jemu memandangi langit dan matahari yang bersiap-siap menyudahi aktivitas dan menutup hari. Kau bisa melihat gadis itu tampak murung. Awan sore yang sudah menguning tua itu turut menguatkan dirinya agar tak bersedih. Dalam hati si gadis tersebut teriris, perih menahan segala yang bergejolak di hatinya.
Bagaiamana tidak?, hijab yang ia kenakan sekarang menjadi bahan cemoohan. Hijab berwarna hijau yang lebar dan besar menutupi seluruh tubuhnya, yang tersisa hanya telapak tangan dan raut wajahnya yang jelita. Tak satupun bisa kau dapatkan lekuk tubuhnya, bahkan angin sore waktu itupun masih tak mampu melayangkan dan menyingkap bagian tubuhnya yang lain selain kedua telapak tangan dan wajah sang gadis.
Hal itulah yang membuatnya sedih teriris, dia harus menampilkan dirinya menjadi berbeda dengan mode dan pakaian wanita remaja muslim lainnya. Yang lain mengenakan celana jeans super ketat menampakkan lekuk tubuh dari pinggang sampai telapak kaki, baju butik yang masih memperlihatkan ikatan busted houted, belum lagi baju yang mesti dimasukkan ke dalam ingin memperlihatkan tali pinggang berkelas. Khimar atau tudung kepala yang dibalut berbagai macam variasi, melilit lilit tak beraturan untuk menjadikan senjata daya tarik bagi lawan jenis, namun lilitan himarnya itu tak masih membiarkan dada dan punggunnya terlihat. Ditambah lagi dengan alas kaki super tinggi memalsukan rendah badan.
Ribuan bahkan jutaan perempuan yang bertaat namun palsu yang sudah mengeras hatinya seperti batu bersuka ria dengan masa mudanya. Tak ada lagi penghalang antara laki-laki dan mereka. bersentuhan bukan lagi hal tabu. Surga dan neraka sudah terlihat kabur dalam benak mereka sehingga dengan tawa riang gembira mereka lalui hidup dengan penuh kemungkaran.
Hal itulah yang begitu meyakitkan lubuk hati sang gadis berhijab. Untuk taat begitu berat, untuk taat ternyata harus melawan kenyataan yang ada. Untuk taat tarnyata harus melawan ego nafsu yang ada, yang inginnya kenikmatan semu semata. Untuk taat ternyata harus berani melawan cemoohan dan hinaan serta pandangan sinis manusia di dunia yang fana.
Namun ia masih tegar dan mampu bertahan di derasnya arus yang berlawanan dengan arahnya berlayar. Kalau tidak karena bantuan Allah SWT, tentu dia akan hanyut seperti wanita yang hanyut lainnya.


Keluarbiasaan dan keindahan tubuh yang diberi Sang Pencipta seharusnya dijaga sesuai dengan cara yang diperintahkan olehNya. Allah swt saja menjagamu dengan tidak memperkenankan kamu menampakkan your secret body. Mengapa kamu sendiri tak menjaganya bahkan menjadikannya murah bisa dilihat bahkan boleh dipakai bagi siapa saja.”

---Writer---
Share: