Rabu, 04 Juli 2018

MENIKMATI PATAH HATI LEWAT FILM 500 DAYS OF A SUMMER



Jika anda sedang patah hati dan ingin menghibur diri, anda bisa menonton film berjudul 500 days of a summer. Tapi dengan satu catatan: anda harus sudah dewasa. Hehe .... Kalau yang nggak lagi patah hati gimana, Bang? Putuskan pacar anda, niscaya anda akan merasakannya!!! *Keseelll ....

sumber gambar : therealdeal.com


Pertama-tama saya ingin mengakui bahwa film ini sukses membuat saya menangis, karena selain filmnya sedih, waktu itu saya nontonya juga pas uang jajan lagi habis, makanya sampai nangis. Mana belum bayar uang kos lagi, kan? 

Lanjut ke film! Jadi film ini berceritakan tentang dua jenis manusia yaitu pria dan wanita yang memiliki pandangan berbeda mengenai cinta. Sang pria yang bernama Tom Hansen percaya dengan yang namanya takdir dan belahan jiwa, oleh karena itu, menemukan belahan jiwanya adalah salah satu tujuan hidupnya di dunia. Sementara si wanita yang bernama Summer Finn tidak percaya  akan hal itu, baginya cinta hanyalah fantasi, tidak ada belahan jiwa, tidak ada takdir. 

Suatu ketika, bertemulah Tom dan Summer ini dalam satu perusahaan yang menjual kartu ucapan (greeting card). Tom sebagai karyawan lama, dan Summer adalah karyawan baru. Awalnya Tom tidak tertarik dengan Summer, karena Summer terlalu sempurna untuknya. Sampai suatu ketika, Tom dan Summer masuk dalam ruang lift yang sama dan Summer mengatakan bahwa lagu yang sedang didengar Tom pada saat itu adalah lagu kesukaannya juga. Kalau nggak salah dengar, lagu yang diputar oleh Tom waktu itu judulnya “Aisyah ku jatuh cinta”. Tik-Tok, kali ah .... Oke, saat itu Tom merasa bahwa ada kecocokan antara dia dengan Summer. Karakter Tom dalam film ini memang dipoles sebagai seorang pria yang agak “BAPERan” dan “kePEDEan”. 

Semenjak peristiwa itu, segala hal yang bisa ia kaitkan dengan Summer, ia lakukan. Menurutnya, kehadiran Summer di perusahaan tempat ia bekerja juga merupakan pertanda bahwa Summer adalah takdirnya, belahan jiwanya. Berbagai peristiwa lain yang mendukung argumen Tom bermunculan, dan itu semakin memperkuat dugaan Tom bahwa Summer memang benar-benar belahan jiwanya.

Hal itu terus berlanjut, hingga di pertengahan cerita, mereka jadi sering keluar bersama, nonton bersama, makan bersama, jalan bersama, dan kegiatan-kegiatan bersama lainnya. Satu hal lagi, dan hal ini yang benar-benar menguatkan Tom bahwa Summer sudah sangat klop dengan dirinya, yaitu ketika Summer mau bercerita mengenai kisah yang tidak pernah ia ceritakan kepada orang lain. Sudah menjadi adat istiadat dalam dunia “gebet-menggebet,” cielah ... yaitu ketika seseorang sudah mau berbagi rahasianya dengan orang lain, berarti orang tersebut sudah ia anggap dekat. 

Kedekatan antara Tom dan Summer, membuat beberapa teman dekat Tom berpikiran agar Tom harus segera menanyakan status hubungannya dengan Summer. Awalnya Tom menolak. Menurutnya hubungan mereka adalah hubungan zaman modern. Saling mencintai tanpa harus ada status pacaran, tanpa label boyfriend dan girlfriend. Apalagi sampai corat-coret nama pasangan di batu kali, seperti kebiasaan saya dulu. Hufhhh ....

Namun sebenarnya dalam lubuk hati terdalam, ada keraguan dalam diri Tom, apakah Summer mencintainya? Hmmm .... Karena keraguan itu, ia kemudian memberanikan diri untuk bertanya kepada Summer. Sayangnya, prinsip Summer masih tetap sama. Summer menjawab dengan begitu gampang pertanyaan yang diajukan oleh Tom, “Aku tidak peduli dengan hubungan, yang penting kita berdua bahagia.” 

Sampai suatu hari, jawaban sesungguhnya terjawab dengan sendirinya ketika peristiwa dimana Tom membela Summer dari lelaki jalang yang mencoba untuk menggoda Summer. Summer kecewa dengan sikap Tom yang mengorbankan dirinya untuk membela Summer. Karena Summer punya prinsip, dia tidak ingin membuat orang lain berkorban atau sakit karena dirinya. Seusai peristiwa itu, Summer mengatakan bahwa kita hanya berteman (maksudnya antara Tom dan Summer), bukan antara AKU dan KAMU. Ehm ... fokus woi, fokus!

Suatu hari Summer menghilang dan tidak lagi bekerja di kantor. Tom mulai merasa kehilangan. Pekerjaannya mulai berantakan. Inspirasi yang sering berdatangan di kepalanya dan sering ia salurkan dalam bentuk kalimat di kartu ucapan tidak lagi muncul, alias buntu, alias mandek, alias stagnan, alias apalagi? Pokoknya gitulah. Baginya, Summer adalah inspirasinya. Namun inspirasi itu telah hilang bersama dengan hilangnya Summer dari kehidupan. Aghhh .... nusuk ... suk ... suk ... (lebay tingkat dewa).

Setelah lama berpisah, Tom dan Summer bertemu kembali di sebuah kereta yang sedang melaju menuju suatu tempat. Usut punya usut, ternyata Summer adalah penjual kacang di kereta. Hehehe .... Bercanda. Yang benar adalah: mereka berdua harus menghadiri sebuah acara yang sama di suatu tempat. Mereka kemudian membicarakan banyak hal dalam pertemuan itu, namun Tom berusaha menjaga jarak agar dia tidak terbawa perasaan dalam pertemuan itu, sementara Summer adalah orang yang paling antusias. Summer mencoba menarik kembali segala macam kenangan dari masa lampau untuk hadir dalam pertemuan mereka. Di akhir perjumpaan, Summer mengundang Tom untuk datang pada acara pesta yang akan diadakan di apartemennya. Tom menyetujui. Mereka akhirnya pulang dengan satu kereta yang sama. Saat perjalanan pulang itu, Summer tertidur pulas di bahu Tom. Dan hal itu membuat perasaan itu muncul kembali. Tom jatuh cinta untuk kedua kalinya. 

Pada acara pesta di rumah Summer, Tom berharap Summer akan sangat antusias dengan kedatangannya. Ia berpikir bahwa dia akan menjadi orang yang spesial dalam pesta itu. Ternyata tidak. Ia malah melihat Summer telah membawa pria lain untuk diperkenalkan kepada banyak orang. Tom juga melihat ada cincin tunangan yang melingkar erat di jari manis Summer. Itulah puncak tertinggi dari patah hati seseorang yang bernama Tom. Ia pulang dan patah hati untuk kedua kalinya. Aghhh.... di momen ini saya langsung pergi ke WC untuk  membasuh muka dan sebagainya. Lupa kalau belum salat Isya. Yaelah.

Sejak saat itu, Tom tidak lagi percaya dengan kata cinta. Baginya, semua yang berbau asmara yang tersalurkan lewat lagu, kartu ucapan dan film adalah kebohongan belaka. Menurutnya seseorang harus bisa mengungkapkan perasaannya, bukan lewat lagu maupun kartu ucapan. Kekecewaan yang muncul dari pikirannya itu ia luapkan di tengah agenda rapat yang diadakan di kantor perusahaan tempatnya bekerja. Setelah semua itu ia luapkan di depan bos dan para karyawan lainnya, ia akhirnya memutuskan untuk berhenti bekerja dan keluar dari kantor.

Tom kehilangan semangat dalam beberapa hari, tidak beraktivitas sama sekali. Hingga suatu hari ia meminta nasehat kepada teman baiknya. Ia bertanya mengenai apa yang seharusnya ia lakukan agar bisa melupakan Summer. Temannya kemudian menasehati Tom dengan sebuah kalimat yang menurut saya adalah kalimat pamungkas dalam film ini. Temannya mengatakan, “Aku rasa kamu cuma mengingat hal-hal yang indah dengannya. Lain kali saat kau mengenang dia (Summer), menurutku kau harus ingat lebih dalam lagi!” Maksud dari perkataan itu adalah agar Tom tidak hanya mengingat yang yang indah-indahnya saja dari hubungannya dengan Summer, tapi juga hal buruk yang telah terjadi pada mereka berdua. 

Perkataan itu begitu menusuk dan langsung bekerja di dalam pikiran Tom. Semua kenangan tidak mengenakkan antara dia dan Summer langsung berputar di kepala. Ternyata banyak hal yang menjengkelkan ketika dia dekat dengan Summer. Mereka punya banyak ketidaksamaan, mereka pernah bertengkar, dan mereka pernah tidak sepaham. Dengan cara itu, Tom berhasil melupakan Summer. Dengan cara itu juga, saya berhasil melupakan dia. *Apasih ...?

Terakhir, inilah bagian yang paling saya suka, yaitu ketika Tom bersemangat kembali menjalani hidup. Ia bangkit kembali dengan ambisi lamanya untuk menjadi arsitek. Ia membaca buku-buku yang berkenaan dengan arsitek, mulai membuat sketsa gedung, dan berusaha menawarkan hasilnya ke perusahaan. Sementara di tempat lain, Summer juga sedang bahagia dengan pernikahannya. Sementara di tempat lainnya lagi, saya menangis tersedan-sedan karena besok sudah harus bayar uang kosan. Heuheuheu ....
Share:

0 komentar:

Posting Komentar